Gaya bahasa sarkasme dan satire sering digunakan ketika menyampaikan pendapat atau kritik terhadap sesuatu.
Keduanya sama-sama tergolong majas sindiran, tetapi ada perbedaan sarkas dan satire yang perlu kamu tahu agar tidak keliru saat menggunakannya.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarkasme, atau kerap disebut sarkas, identik dengan penggunaan kata yang kasar. Sementara itu, satire lebih lekat dengan sindiran dan sering kali dibalut oleh humor.
Sebagai bagian dari majas sindiran, sarkas dan satire memiliki pengertian yang berbeda.
Sarkas atau sarkasme merupakan sindiran yang bersifat kasar. Bahkan, sarkasme lebih kasar dari dua jenis majas sinisme lainnya yakni ironi dan sinisme.
Sarkasme merupakan sindiran yang diungkapkan secara langsung dan tidak tersirat. Kebanyakan orang akan sakit hati jika mendengar ucapan dengan majas tersebut.
Sementara itu, satire adalah ungkapan berupa sindiran yang merupakan gabungan ketiga jenis majas sindiran yaitu ironi, sinisme, dan satire.
Gaya bahasa satire sering kali dikaitkan dengan humor dan parodi untuk mencemooh atau mengkritik suatu hal.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), satire merupakan majas yang digunakan dalam sastra Indonesia untuk menyatakan sindiran terhadap seseorang atau suatu hal yang berupa sindiran atau ejekan.
Dulu, bahasa satire kerap ditemukan dalam percakapan langsung antarindividu atau melalui media pertunjukan, misalnya wayang, ludruk, dan ketoprak.
Perbedaan sarkas dan satire juga bisa dilihat dari ciri-cirinya. Berikut ciri-ciri yang membedakannya.
Sementara, ciri-ciri satire sebagai berikut dikutip dari Ultralengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi dan Kata Baku Bahasa Indonesia.
Lihat Juga : |
Di samping pengertian dan ciri-cirinya, berikut contoh yang membedakan sarkas dan satire. Dari contoh kalimat ini akan terlihat penggunaan kedua majas sindiran tersebut.
Demikian penjelasan perbedaan sarkas dan satire, dilengkapi dengan ciri-ciri dan contohnya. Semoga bermanfaat!
(glo/fef)