Ini Asal Muasal Istilah Harta Karun, Kisahnya Terdapat dalam Al Quran

CNN Indonesia
Rabu, 19 Feb 2025 15:00 WIB
Istana Qasru al-Qarun, Faiyum, Mesir (Roland Unger via Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harta karun adalah istilah yang kerap digunakan untuk menyebut harta terkubur atau barang berharga yang ditemukan tanpa tahu asal-usul atau pemiliknya.

Namun, tahukah kamu ternyata ada kisah di balik istilah tersebut? Berikut asal muasal istilah harta karun dalam Islam yang kisahnya terdapat dalam Al Quran.


Sejarah asal muasal istilah harta karun

Istilah "harta karun" nyatanya tidak muncul begitu saja. Sebagian orang mungkin tidak asing mendengar tentang Qarun karena kisahnya diabadikan dalam Al Quran.

Istilah "harta karun" berasal dari nama Qarun, seorang kaya raya yang hidup di zaman Nabi Musa AS. Ia dikenal di masyarakat karena kekayaannya yang melimpah tetapi punya sifat sombong dan tidak mau bersyukur atas nikmat Allah.

Karena kesombongannya itu, semua harta Qarun Allah tenggelamkan ke dalam bumi. Hanya istana Qarun saja yang Allah sisakan agar dapat menjadi pelajaran untuk umat manusia setelahnya.

Istana Qarun disebut juga Qasru al-Qarun (Qasr Qaroun Temple) letaknya ada di pinggir Tasik Qarun, sekitar 56 kilometer dari Kota Faiyum, Mesir.

Bangunan yang terbuat dari batu kapur kuning ini masih tersisa sebagian dan dipercaya dulu sebagai tempat untuk menyimpan banyak harta Qarun.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak MA Kelas X (2014), Qarun merupakan sepupu Nabi Musa AS dan masih dalam satu garis keturunan dari Nabi Yaqub AS.

Dikisahkan dalam Al Quran Surat Al Qasas ayat 76-83, bahwa Qarun dulu terkenal lantaran suka memamerkan kekayaannya untuk menarik perhatian orang-orang sehingga ia dikagumi dan diidolakan banyak orang.

Sebelum menjadi kaya, Qarun adalah seorang pemuda saleh yang sangat miskin. Ia memiliki banyak anak tetapi hidup dalam kemiskinan.

Diriwayatkan pernah suatu ketika Qarun meminta kepada Nabi Musa AS agar didoakan menjadi orang kaya raya. Ia berharap dengan harta yang nanti dimiliknya bisa membuat hidupnya lebih baik dan nyaman.

Nabi Musa kemudian mendoakan Qarun hingga Allah mengabulkan dan membuat Qarun menjadi kaya raya dengan harta yang sangat melimpah.

Dikutip dari NU Online, saking melimpahnya, sekelompok orang bahkan keberatan membawa kunci-kunci gudangnya. Dalam riwayat Khaitsamah disebutkan, untuk mengangkut kunci gudang kekayaan Qarun dibutuhkan 60 bighal (sejenis kuda kecil). (Lihat: Tafsir Ath-Thabari, Jilid 19, hal. 617).

Namun, di saat semua yang diinginkan sudah terkabul, Qarun lupa kepada Allah dan justru menjadi orang yang sombong serta kufur nikmat.

Bahkan kesombongan yang menguasai Qarun membuat ia merasa bahwa harta yang dimilikinya bukan dari Allah melainkan dari usaha dan kerja kerasnya sendiri. Ia bahkan enggan mengeluarkan zakat dan bersedekah.

Kesombongan Qarun itu telah membuat Allah murka, hingga Allah memberinya azab dengan menenggelamkan Qarun ke dalam bumi beserta seluruh harta kekayaannya.

Kisah Harta Qarun yang dibenamkan Allah inilah yang kini disebut sebagai harta karun.

Ayat Al Quran tentang Qarun

Kisah Qarun diabadikan oleh Allah di dalam Al Quran Surat Al Qasas ayat 76-83 agar menjadi pelajaran bagi kaum setelahnya. Berikut ayat Al Quran tentang Qarun.

76. Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaraan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri."

77. Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

78. Dia (Qarun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.

79. Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."

80. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar."

81. Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.

82. Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Qarun) itu berkata, "Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)."

83. Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.


Hikmah dari kisah Qarun

Qarun sering dikaitkan dengan kekayaan yang berlimpah tetapi lekat dengan kesombongan. Kisahnya yang diabadikan dalam Al Quran menjadi pelajaran penting bagi umat Islam agar bijak dalam menyikapi harta.

Berikut pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari kisah tersebut agar tidak menjadi seperti Qarun.

1. Harta benda dan kekayaan adalah titipan Allah

Manusia tidak boleh sombong dengan apa pun yang dimilikinya, karena semuanya adalah pemberian yang Allah titipkan kepada kita. Dengan harta yang kita miliki, seharusnya membuat kita memperbanyak syukur dan semakin dekat dengan Allah SWT.


2. Pentingnya bersedekah

Dalam kisahnya, Qarun menolak berbagi dengan orang miskin padahal kekayaan yang dimilikinya sangat banyak. Bersedekah adalah suatu yang tidak boleh kita lupakan dan menjadi wajib bagi orang yang mampu kepada mereka yang kekurangan.

Dalam hal ini Islam mengajarkan bahwa di dalam harta kita terdapat hak orang lain.


3. Kesombongan membawa kehancuran

Allah sangat membenci orang yang sombong dan menolak kebenaran. Dari kisah Qarun kita belajar bahwa Qarun dihancurkan bukan karena ia kaya, tetapi karena kesombongan dalam dirinya yang membuatnya merasa hebat dengan apa yang dimilikinya.

Itulah rangkuman asal muasal istilah harta karun yang berasal dari kisah Qarun. Kisahnya yang diabadikan dalam Al Quran menjadi pelajaran penting bagi umat Islam bahwa harta yang tidak dibarengi dengan rasa syukur dan kebaikan kepada sesama dapat mengantarkan pada kehancuran.

(mrs/fef)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK