Beda Batik Tulis, Cap, dan Print: Proses Pembuatan hingga Karakternya
Membatik mengacu pada teknik melukis yang rumit di atas kain. Secara tradisional, membatik dilakukan menggunakan canting atau dikenal dengan batik tulis.
Akan tetapi, metode pembuatan batik saat ini bervariasi, seperti cap hingga print. Lantas, apa beda batik tulis, cap, dan print?
Di Indonesia, masih banyak orang yang belum benar-benar memahami beda batik tulis, cap, dan print baik dari segi proses pembuatan, nilai, maupun kualitasnya. Padahal, setiap jenis batik memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.
Berikut penjelasan batik tulis, cap, dan print untuk memahami perbedaan ketiganya.
Batik tulis
Batik tulis adalah jenis batik tradisional yang dibuat dengan cara menggambar langsung di atas kain menggunakan canting dan malam. Karena seluruh prosesnya dilakukan manual, hasil motifnya sering kali tidak simetris atau tidak serapi cetakan mesin.
Namun, justru inilah nilai seni batik tulis-setiap helai kain adalah karya unik yang tidak bisa ditiru persis.
Ciri batik tulis dapat dilihat dari motifnya yang luwes, warna tembus ke bagian belakang kain, serta adanya tetesan atau goresan yang khas di awal maupun akhir pola.
Batik tulis juga biasanya memiliki aroma khas dari malam serta pewarna alami. Tak heran, batik jenis ini memiliki harga paling tinggi karena waktu pengerjaan bisa berbulan-bulan.
Batik cap
Berbeda dengan batik tulis, batik cap dibuat menggunakan stempel tembaga bermotif batik. Proses ini memungkinkan pengrajin menghasilkan motif berulang dengan lebih cepat.
Motif batik cap biasanya tampak lebih rapi dan simetris, meski kadang ada sisa cetakan warna yang keluar pola sebagai ciri khasnya.
Ciri lain batik cap adalah warnanya cenderung lebih tua pada kain dasar dibanding motifnya. Selain itu, motif di bagian belakang kain bisa tampak samar, tidak setajam batik tulis.
Dari segi harga, batik cap lebih terjangkau sehingga banyak dipilih masyarakat sebagai alternatif batik asli dengan proses tradisional.
Batik print
Batik print dibuat menggunakan mesin cetak tekstil tanpa melalui proses pencantingan dengan malam. Karena itu, secara definisi budaya, batik print bukanlah batik sesungguhnya, melainkan kain bermotif batik.
Meski begitu, teknik ini populer karena praktis, cepat, dan bisa diproduksi massal dengan warna-warna cerah. Batik print memiliki motif yang sangat rapi, presisi, dan nyaris sempurna.
Bagian belakang kain biasanya berwarna putih atau abu-abu karena tinta tidak menembus. Selain itu, kain print punya aroma kimia dari tinta cetak, berbeda dengan aroma malam pada batik tulis atau cap. Dari sisi harga, batik print jauh lebih murah dan mudah ditemukan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa ketiga jenis batik ini memiliki perbedaan yang cukup jelas dari segi proses, tampilan, hingga nilainya.
Batik tulis hadir dengan motif yang unik dan penuh nilai seni karena dibuat manual, sementara batik cap lebih cepat diproduksi dengan pola berulang yang rapi.
Berbeda lagi dengan batik print yang praktis dan presisi, tetapi tidak melalui proses tradisional sehingga lebih tepat disebut kain bermotif batik.
Jika dilihat dari harganya, batik tulis menjadi yang paling tinggi karena membutuhkan waktu pengerjaan yang lama dan ketelitian tinggi. Batik cap menawarkan harga menengah dengan tetap menjaga nilai tradisional, sedangkan batik print berada di kategori paling terjangkau.
Memahami beda batik tulis, cap, print ini dapat membantu kita lebih bijak memilih batik sesuai kebutuhan ke depannya.
(fef/han/fef)