Mengapa Tulang Disebut Alat Gerak Pasif? Simak Penjelasannya
Secara umum, sistem gerak pada makhluk hidup terbagi menjadi dua, yaitu alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Keduanya melibatkan dua organ utama, yakni otot serta tulang.
Nah, salah satu pertanyaan yang sering muncul mengenai tulang ialah mengapa tulang disebut alat gerak pasif? Simak penjelasannya!
Lihat Juga : |
Setiap makhluk hidup, terutama hewan dan manusia, mempunyai sistem gerak yang dijalankan oleh beberapa organ yang saling bekerja sama.
Kerja sama antarorgan ini membuat makhluk hidup sanggup melakukan berbagai aktivitas. Sistem gerak memiliki peran yang sangat penting karena fungsinya krusial dalam kehidupan sehari-hari.
Bayangkan, bila tak mampu bergerak, manusia mungkin tak bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Bahkan, melakukan hal sederhana pun mungkin tak mampu.
Mengapa tulang disebut alat gerak pasif?
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak bisa bergerak sendiri. Ia hanya akan bergerak ketika digerakkan oleh otot.
Otot berperan aktif karena memiliki kemampuan untuk memanjang dan memendek (berkontraksi dan relaksasi) sehingga mampu menggerakkan tulang. Maka itu, tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif.
Mengutip buku Fisiologi dan Anatomi Manusia Sebuah Pengantar ditulis oleh Fidunya Maharani Putri, dalam tubuh manusia, sistem gerak pasif terdiri dari beberapa organ penting yang saling bekerja sama agar tubuh dapat bergerak dengan baik.
Lihat Juga : |
Bagian sistem gerak pasif lainnya
Bagian-bagian sistem gerak pasif selain tulang antara lain sendi, ligamen, saraf, dan bursae. Berikut penjelasan mengenai masing-masing organ.
1. Sendi
Sendi adalah tempat pertemuan antara dua tulang yang menghasilkan sebuah gerakan. Berdasarkan kemampuannya bergerak, sendi dibagi menjadi tiga jenis:
- Sendi mati (sinartrosis): tidak bisa digerakkan, seperti pada tulang tengkorak.
- Sendi kaku (amfiartrosis): dapat bergerak tapi terbatas, misalnya di tulang belakang.
- Sendi hidup (diartrosis): bisa bergerak bebas, seperti pada lutut, siku, dan bahu.
Bentuk-bentuk sendi pun beragam, seperti:
- Sendi engsel (gerak satu arah, contohnya siku),
- Sendi putar (tulang berputar pada poros, contohnya leher),
- Sendi peluru (gerak bebas ke segala arah, contohnya bahu dan panggul),
- Sendi luncur (gerak ke depan, belakang, dan memutar, contohnya pergelangan tangan),
- Sendi pelana (gerak dua arah, contohnya pangkal ibu jari), dan
- Sendi kondiloid/elipsoid (gerak ke segala arah tapi terbatas, contohnya pergelangan tangan).
2. Ligamen
Ligamen merupakan jaringan elastis yang menghubungkan tulang dengan tulang pada sendi. Fungsi ligamen untuk menjaga kestabilan sendi supaya tak bergeser dari tempatnya, tetapi tetap memungkinkan pergerakan.
Setidaknya terdapat dua jenis ligamen, yakni:
- Ligamen tipis fungsinya menjaga tulang agar bisa bergerak dengan aman, dan
- Ligamen elastis kuning yang cenderung lebih kuat serta membantu memperkuat sendi, seperti di bahu dan lutut.
3. Saraf
Ssaraf termasuk ke dalam sistem gerak pasif. Secara umum saraf berperan mengatur pergerakan tubuh dengan mengirim sinyal dari otak ke otot.
Kemudian, otak kecil dan sumsum tulang belakang bekerja sama untuk mengoordinasikan gerakan. Saat tubuh menerima rangsangan, contohnya menyentuh benda panas, saraf segera mengirim perintah ke otot untuk bergerak secara refleks tanpa perlu berpikir lama.
4. Bursae
Lalu yang terakhir ada yang namanya bursae. Simpelnya, bursae adalah kantung kecil berisi cairan pelumas yang terletak di antara tulang, otot, atau tendon.
Fungsinya untuk mengurangi gesekan dan tekanan saat tubuh bergerak. Keberadaan bursae sangat penting karena gerakan menjadi lebih halus dan tidak menimbulkan rasa nyeri.
Itulah jawaban dari pertanyaan mengapa tulang disebut alat gerak pasif. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak bisa bergerak sendiri. Semoga bermanfaat!
(san/juh)