Impor beras di Indonesia dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sepanjang Januari hingga Juni 2014, impor beras mencapai 176.227 ton atau senilai US$ 76,2 juta.
Pada April 2014, Indonesia melalui Badan Pusat Logistik (BPS) mengimpor beras sebesar 31.145 ton atau US$ 13,5 juta. Angka impor beras terus meningkat pada Mei sebesar 34.796 ton atau US$ 13,5 juta, dan Juni sebesar 49.539 ton atau US$ 22,3 juta. Angka ini masih akan terus bertambah mengingat pada periode Juli hingga Agustus 2014, Indonesia mengimpor 500.000 ton beras dari Vietnam, dengan dana sebesar Rp 300 miliar.
Pada semester awal tahun 2014, impor beras terbesar tercatat dari Thailand sebesar 90.763 ton atau US$ 42,6 juta, disusul India 61.546 ton atau US$ 22,3 juta, Pakistan 8.950 ton atau US$ 3,33 juta. Vietnam berada di peringkat keempat dengan 6.206 ton atau US$ 3,3 juta, dan Myanmar 8.136 ton atau US$ 2,7 juta. Beberapa negara lainnya juga menjadi negara pengekspor beras ke Indonesia dengan kisaran sebesar 675 ton atau US$ 1,9 juta. Besaran impor beras biasanya disesuaikan dengan kondisi panen yang terjadi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan tahun 2014, impor beras dari Vietnam pada tahun 2013 menyumbang 36,3 persen dari total impor beras Indonesia. Thailand di urutan kedua dalam mengekspor beras ke Indonesia, dengan 194.633 ton beras senilai US$ 61,7 juta. Sementara India di urutan ketiga, pada 2013 tercatat mengekspor 107.538 ton beras senilai US$ 44,9 juta ke Indonesia.
Indonesia juga tercatat mengimpor beras dari Pakistan. Sepanjang tahun lalu, Pakistan tercatat sebagai negara asal 75.813 ton beras impor Indonesia dengan nilai US$ 29,9 juta. Serta Myanmar ada di urutan kelima negara pemasok beras terbanyak bagi Indonesia di 2013 dengan jumlah 18.450 ton atau US$ 6,5 juta.
Pada tahun 2013, pemerintah pernah berjanji tidak akan mengimpor beras melalui Bulog karena produksi beras pada 2013 surplus. Nyatanya, pada awal tahun 2014, beras impor asal Vietnam ditemukan di Pasar Induk Cipinang. Meskipun sering disebut sebagai negara agraris, Indonesia hanya mempunyai 11 provinsi yang menjadi sentra produksi beras dari total 33 provinsi. Wilayah yang menjadi sentra produksi beras tersebut antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.