XL Rugi Pasca Akuisisi Axis

CNN Indonesia
Kamis, 21 Agu 2014 16:12 WIB
PT XL Axiata mencatat rugi bersih sebesar Rp 483 miliar pada semester I 2014. Pasca membeli operator Axis beban utang XL naik signifikan.
Jakarta, CNN Indonesia -- PT XL Axiata mencatat kerugian Rp 483 miliar pada semester I 2014 dari untung Rp 670 miliar periode yang sama tahun lalu. Kerugian tersebut akibat eban utang yang meningkat pasca akuisisi Axis dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi mengatakan jumlah hutang XL naik dari Rp 17,1 triliun menjadi Rp 30,3 triliun pada Juni 2014.

Akuisisi Axis belum lama ini menghabiskan biaya hingga US$ 865 juta atau sekitar Rp 10 triliun. Sumber dananya berasal dari pinjaman bank dan induk perusahaan di Malaysia, Axiata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, pendapatan XL justru naik 12 persen dari tahun lalu menjadi Rp 11.6 triliun. Pencapaian itu ditopang pertumbuhan pendapatan layanan data yang meningkat sebesar 45 persen, sedangkan layanan percakapan dan SMS masing-masing hanya tumbuh 5 persen.
"Kontribusi layanan data dari 22 persen tahun lalu menjadi 28 persen tahun ini terhadap total pemakaian pendapatan XL,” jelas Hasnul dalam keterangan tertulis, Kamis (21/8).

Jumlah pelanggan XL per Juni 2014 mencapai 62,9 juta pelanggan, meningkat 16 persen dibandingkan tahun lalu. Kontribusi layanan data sebanyak 51 persen dari total pelanggan.

XL, lanjut dia, fokus menyelesaikan proses integrasi paska meleburnya AXIS menjadi bagian dari XL. Perseroan telah menyelesaikan proses integrasi migrasi billing dan service pada kuartal kedua 2014. Sebanyak 60 persen jaringan AXIS sudah terintegrasi ke XL.
"Secara keseluruhan, kami melihat proses integrasi ini berjalan sesuai dengan rencana dan diharapkan proses ini dapat selesai pada akhir tahun ini," tambah dia.

Belum lama ini, XL mengumumkan akan menjual sebagian menara untuk sumber pendanaan pembayaran utang. Belum dipastikan berapa jumlah menara yang akan dilepas. Diperkirakan dana yang diperoleh mencapai US$ 500 juta. Namun sejumlah perusahaan telah menyampaikan minat beli, diantaranya Protelindo perusahaan menara milik Djarum dan PT Sarana Menara milik Saratoga.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER