Utang Luar Negeri Perbankan Naik

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2014 16:41 WIB
Bank Indonesia mencatat pinjaman luar negeri perbankan naik dua kali lipat dari US$ 3 miliar tahun lalu menjadi US$ 6 miliar pada 2014. Hal ini terjadi karena pengetatan likuiditas bank sejak tahun lalu.
d
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia mencatat pinjaman luar negeri perbankan naik dua kali lipat dari US$ 3 miliar tahun lalu menjadi US$ 6 miliar pada 2014. Hal ini terjadi karena pengetatan likuiditas bank sejak tahun lalu.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan upaya perbankan untuk mengatasi ketatnya likuditas dengan cara pinjaman luar negeri ataupun penawaran saham ke publik (Initial Public Offering/IPO).
"Kalau melihat postur pertumbuhan ekonomi baik, tahun depan jumlah ini akan lebih tinggi lagi," kata Halim di Jakarta, Kamis (28/8).

Dia menyebutkan dari US$ 6 miliar pinjaman luar negeri itu baru US$ 4 miliar yang disetujui BI. Pihaknya berharap bank lebih memilih penambahan modal dari pemilik saham ketimbang mencari pinjaman.
"Kalau dilakukan penambahan modal dengan sendirinya LDR (loan to deposit ratio) akan bertambah" ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, langkah Bank Sentral Amerika Serikat yang berniat menaikkan suku bunga harus segera disiapkan perbankan dalam negeri. Sebab, jika indikasi suku bunga tinggi, nasabah cenderung menarik pinjamannya ke bank. "Sejauh ini fundamental perbankan masih cukup baik, NPL (non performing loan) masih terkendali di bawah 2 persen," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiatmadja mengaku tidak memerlukan pinjaman luar negeri karena likuiditas melalui dana pihak ketiga masih cukup besar. "LDR kami turun dari 75 persen ke 73 persen, jadi likuiditas masih aman," tuturnya.

Dia juga mengingatkan agar perbankan tidak jor-joran mencari pinjaman luar negeri, karena pendapatan bank dalam rupiah. Dengan begitu, jika nilai tukar rupiah melemah maka perbankan tidak terpukul kenaikan beban utang luar negeri tersebut.

Untuk berbagi dana masyarakat ke perbankan lain di dalam negeri, Jahja mengaku, BCA harus mulai menurunkan suku bunga deposito sebesar 0,5 persen pada September mendatang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER