Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan menerbitkan surat utang berdenominasi dolar, yen, dan euro pada 2015. Jumlah utang pemerintah tahun depan meningkat 13 persen dari Rp 406,2 triliun menjadi Rp 459 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, sebanyak 20 persen surat utang negara (SUN) yang ditawarkan berdenominasi valas.
“Tantangan tahun depan yaitu bagaimana menerbitkan surat obligasi demi menutupi defisit tanpa membuat jenuh pasar lokal maupun global,” kata Robert diperti dikutip Bloomberg, Selasa (2/9).
Kementerian Keuangan, menurut dia, akan menawarkan surat utang tahun depan untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat The Federal Reserve. Pertemuan petinggi The Fed pada Juni mendatang diperkirakan akan menaikkan suku bunga menjadi 1,13 persen pada akhir 2015 dari sebelumnya 0,25 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Bloomberg, Surat utang pemerintah berjangka waktu tujuh tahun dalam bentuk euro yang diterbitkan Juli lalu mencatat kelebihan permintaan hingga tujuh kali dari jumlah yang ditawarkan sebesar 1 miliar Euro (US$ 1,3 miliar).
“Sepertinya penjualan dalam euro ini akan rutin dilakukan melihat betapa suksenya penjualan surat utang dalam euro,” kata Robert.
Meski demikian, pemerintah juga mulai khawatir akan meningkatnya kepemilikan asing pada SUN yang telah mencapai 36,7 persen pada 26 Agustus. Seperti diketahui defisit anggaran dalam RAPBN 2015 sebesar 2,32 persen terhadap PDB, sementara defisit APBN perubahan 2014 sebesar 2,4 persen. “Kami senang apabila investor tertarik membeli surat utang kami. Namun, akan lebih baik jika porsinya lebih rendah,” ujar dia.
Menurut dia, kementerian keuangan akan melindungi surat utang dalam Yen terhadap pergolakan nilai tukar tahun depan. Ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari Badan Pemeriksa Keuangan. “Kami sempat trauma dari situasi 2013. Diversifikasi strategi dengan menjual surat utang euro dan yen akan membantu mengurangi resiko, meski pasar dollar Amerika Serikat masih lebih besar,” kata Robert.