Jakarta, CNN Indonesia -- Anak usaha PT Surya Esa Pekasa Tbk (ESSA), Panca Amara Utama (PAU) memperoleh pinjaman sebesar US$ 509 juta dari International Finance Corporation (IFC). Rencananya, pinjaman jangka panjang senilai Rp 5,8 triliun itu akan digunakan untuk membangun pabrik amoniak berkapasitas 700.000 metrik ton per tahun.
"Pinjaman ini berasal dari sindikasi bank ANZ, HSBC, KDB, OCBC, SMBC, Standart Chartered dan juga UOB yang dipimpin IFC. Dananya sendiri akan dipakai untuk merampungkan pabrik amoniak perseroan di Sulawesi Tengah," ujar Direktur Utama Panca Amara, Vinod Laroya seusai meneken perjanjian sindikasi, Jumat (5/9).
Lantaran menelan dana hingga US$ 800 juta, Vinod bilang, pihaknya akan mencari sumber pendanaan baru untuk menutupi kekurangan pembangunan pabrik sekitar US$ 291 juta. Panca Amara pun melansir akan menerbitkan obligasi dalam waktu dekat. Namun, Vinod urung merinci rencana penerbitan surat utang tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada juga yang berasa dana dari kas internal. Cuma besarannya nanti saja," tutur Vinod.
Country Manager IFC, Sarvesh Suri mengungkapkan, pinjaman untuk Panca Amara merupakan bentuk dukungan pihaknya terhadap pembangunan sektor manufaktur di Indonesia. Ia pun berharap kehadiran pabrik amoniak dapat mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya Indonesia bagian timur.
"Sebagai negara emerging market, saya nilai berinvestasi di Indonesia sangat menguntungkan. Apalagi, wilayah Indonesia Timur yang belum banyak tergarap," kata Sarvesh.
IFC merupakan anggota kelompok bank dunia yang kerap memberi pinjaman jangka panjang ke sejumlah negara. Sejak 46 tahun silam, IFC telah menggelontorkan kredit mencapai US$ 6,2 miliar untuk mendorong ekonomi Indonesia.