Jakarta, CNN Indonesia -- IHSG dan Rupiah diprediksi menguat tipis hari ini setelah ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan kemarin. Sentimen negatif dari dalam negeri, serta sentimen dari Eropa dan Amerika Serikat turut memicu kejatuhan saham di dalam negeri akhir pekan lalu.
Sementara pagi ini Index Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melemah, dibuka turun 0,19 persen ke 5.122,83 dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (26/9) di level 5.132,56. sedangkan Rupiah terdepresiasi dan ditutup di level Rp 12.023 per dolar AS. Aksi jual investor asing sebesar Rp 1,4 triliun pada saham, bahkan dalam kurun waktu sepekan, 19-26 September, nilai jual investor asing di saham sudah mencapai Rp 5 triliun.
Bahana Securities lewat kajian hariannya menyatakan koreksi di pasar saham pada akhir pekan lalu disebabkan oleh sentimen regional yang kurang baik. Pelaku pasar dinilai kurang suka dengan Pemilihan Kepala Daehar (Pilkada) melalui DPRD karena dianggap sebagai kemunduran demokrasi Indonesia. Program-program Presiden terpilihb Joko Widodo akan sulit dimuluskan DPR mengingat koalisi Merah Putih sebagai oposisi sangat kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara hari ini, Bahana memperkirakan IHSG akan mengalami teknikal rebound di kisaran 5.100 - 5.175, dengan saham-saham yang dapat diperhatikan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Indecement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Sementara Rupiah diperkirakan akan menguat di kisaran Rp 11.962-Rp 12.080.
Woori Korindo Securities juga menangkap kekecewaan pelaku pasar terhadap hasil rapat paripurna DPR, Jumat (26/9). Menurut catatan Woori sektor penggerakan IHSG yang melemah pada perdagangan Jumat lalu antara lain properti (-2.68 persen), industri dasar (-2.67 persen), dan keuangan (-2.44 persen).
Wooori memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran 5.110 - 5.115 hari ini, dengan saham-saham yang direkomendasikan antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Global Mediacom TBk (BMTR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Reliance Securities juga memprediksi IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat terbatas pada perdagangan hari ini. Pasar Eropa dan Amerika ditutup naik pada akhir pekan kemarin. Sentimen pasar masih dipengaruhi seputar ekspektasi stimulus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Zona Euro. Sementara itu, salah satu anggota bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mengatakan, kenaikan suku bunga kemungkinan akan dilakukan pada musim semi tahun depan, menyusul kuatnya sinyal pemulihan ekonomi AS yang ditopang oleh investasi perusahaan dan belanja rumah tangga.
Dari dalam negeri, belum stabilnya situasi dan kondisi pasca-pemilu kembali mencuat akibat RUU Pilkada yang disahkan oleh DPR minggu lalu. Hal ini berpotensi membawa dampak negatif bagi IHSG. Di samping itu, pada APBN 2015 telah disepakati bahwa kuota BBM bersubsidi tidak akan dikunci lagi.
Sementara, melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dikabarkan menyebabkan berkurangnya penjualan lahan industri. Secara teknikal IHSG hari ini akan bergerak mencoba rebound dengan range 5117-5171.