Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi meminta pengusaha untuk memberikan tambahan uang transportasi kepada seluruh pekerja jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik November mendatang. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan mogok kerja yang akan terjadi pasca kenaikan BBM bersubsidi.
"Pengusaha harus menambah uang transportasi minimal tambahan uang transportasinya setara 10 liter per pekan," ujar Sofjan kepada CNN Indonesia, Selasa (30/9).
Dia juga meminta agar pekerja bisa menerima tambahan uang transportasi yang diberikan, menyesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing perusahaan. "Jadi tidak tepat kalau kemudian mereka meminta gaji pokoknya ditambah, karena saat ini yang bisa dilakukan pengusaha adalah menambah uang transportasi," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sofjan mengatakan penyesuaian gaji pekerja baru bisa dilakukan pengusaha tahun depan, setelah diketahui tingkat inflasi dampak dari kenaikan harga BBM tersebut. Dia memperkirakan dengan menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 3.000 per liter, akan mengakibatkan inflasi sekitar 3 persen. Angka inflasi tersebut yang nantinya akan digunakan pengusaha untuk menyesuaikan gaji para pekerja.
Selain memberikan dampak langsung kepada pengeluaran sehari-hari para pekerja, Sofjan memastikan naiknya harga BBM bersubsidi juga akan berpengaruh kepada perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor industri. "Namun yang paling tinggi terkena dampaknya itu perusahaan transportasi dan logistik, karena mereka juga menggunakan BBM untuk beroperasi," katanya.
Sofjan memperkirakan naiknya harga BBM bersubsidi akan membuat biaya operasional maupun biaya produksi perusahaan-perusahaan naik sekitar 5 persen. Hal tersebut bisa memicu kenaikan tarif jasa maupun harga produk yang dijual ke masyarakat sekitar 3-5 persen. "Di tengah persaingan yang ketat seperti ini perusahaan akan lebih hati-hati menaikkan harga produk atau jasa. Kalau terlalu tinggi bisa ditinggalkan konsumen," katanya.
Hari ini Luhut Panjaitan, Penasihat Senior Tim Transisi memastikan Jumat pekan lalu Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah mengambil keputusan untuk menaikkan harga BBM Rp 3.000 per liter mulai November 2014. Menurut Luhut, Joko Widodo bahkan ingin agar subsidi BBM dihapuskan seluruhnya namun batal karena dinilai akan membuat inflasi melonjak tinggi.