Rights Issue BUMI Rp 3,6 triliun, Mayoritas Diserap Group Bakrie

CNN Indonesia
Senin, 06 Okt 2014 12:36 WIB
Group Bakrie harus menyerap Rights Issue Bumi Resources karena kepercayaan publik sudah semakin rendah untuk membeli saham tambang tersebut.
Gedung Bakrie Tower di Jakarta (Detik/Dikhy Sasra)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hanya meraup setengah dari penerbitan saham rights issue yang semula ditargetkan Rp 8 triliun menjadi hanya Rp 3,6 triliun. Perusahaan tambang milik Group Bakrie ini harus merenegosiasi utangnya ke sejumlah kreditur menyusul ketidahberhasilan emisi rights issue.

Sebagian besar saham tersebut harus diserap group Bakrie, sebab publik hanya menyerap 11,53 juta saham. Sementara Long Haul Holding Ltd sejumlah 6.90 miliar saham melalui mekanisme debt to equity conversion, dengan PT Karsa Daya Rekatama sebagai agen fasilitas Long Haul (tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan). Castleford Holding Ltd. sejumlah 6,9 miliar saham melalui mekanisme debt to equity conversion, dengan PT Damar Reka Energi sebagai agen fasilitas Castleford (tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan). Dan, PT Danatama Makmur sebagai Pembeli Siaga berdasarkan Akta Perjanjian Pembelian Siaga tanggal 19 Juni 2014 sejumlah 2.04 miliar saham.

Dalam public expose insidentil yang dilakukan hari ini Senin (6/10), Direktur Utama Bumi Resources Ari Saptari Hudaya mengatakan pihaknya semula berencana untuk menerbitkan saham baru guna menjadikan ekuitas positif, mengonversi utang menjadi saham, dan menyelesaikan transaksi dengan CIC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Rapat Umum Pemegang Sahal Luar Biasa Juni lalu telah menyetujui Bumi untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV dengan jumlah sebanyak-banyaknya 32,19 miliar saham dengan harga Rp 250 per saham. Sehingga total dana yang semestinya diraup sebesar Rp 8 triliun. Namun, setelah pelaksanaannya perseroan hanya mampu rights issue tersebut undersubscription hanya 15,85 miliar saham dengan dana yang dihimpun Rp 3,96 triliun dan dana yang dihimpun bersih Rp 3,61 triliun.

Dengan jumlah yang lebih rendah, Bumi harus merenegosiasi lagi sejumlah utang senilai US$ 275 juta ke Axis Bank Limited 2011, Credit Suisse 2010-2, Deutsche Bank 2011, UBS AG 2012-1, dan CDB 2011. Selain itu, Bumi tak dapat anggaran untuk merealisasikan program Blok I3 dan Blok R2 dari konsesi hidrokarbon yang dimiliki Gallo Oil (Jersey) Ltd senilai US$ 48 juta atau Rp 552 miliar dan melakukan feasibility study konsesi tembaga dan emas yang dimiliki oleh PT Gorontalo Minerals senilai US$ 32,58 juta atau Rp 374,6 miliar.

Ari Hudaya menargetkan negosiasi dengan kreditur bisa rampung akhir tahun ini. Lantaran para kreditur menolak skema pelunasan utang, manajemen berencana mencari pinjaman ke bank lain untuk melunasi hutangnya (refinancing). Bumi pun siap menjalankan tiga skenario untuk membayar utang.  "Kami optimistis masalah utang bisa selesai dalam waktu dekat," ujar Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Bumi, Dileep Srivastava.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER