Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia berpotensi kehilangan pendapatan dari royalti emas PT Freeport Indonesia sebesar US$ 3,3 juta. Hal itu terjadi akibat dihentikannya kegiatan penambangan selama dua minggu pasca kecelakaan kerja yang menewaskan empat orang di wilayah tambang Freeport.
"Kalau operasi dihentikan otomatis pendapatan negara dari pajak dan pembayaran royalti akan berkurang. Mereka kan harus membayar royalti atau emas, perak dan tembaganya setiap kali mengekspor," kata Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Prasodjo, Rabu (8/10).
Edi menjelaskan, jika perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu menghentikan operasinya selama dua minggu, pemerintah berpotensi kehilangan pendapatan royalti emas sebesar US$ 3,3 juta. Angka ini didapat dari estimasi harga saat ini di kisaran US$ 1.200 per ton, dikali kewajiban royalti 3,75 persen dan jumlah produksi Freeport sebanyak 75.000 ton dalam dua minggu. Meski demikian, jumlah kerugian masih bisa membesar lantaran Pemerintah belum menghitung potensi pembayaran royalti perak, tembaga dan juga pajak penghasilan Freeport yang akan dibayar akhir tahun. "Kalau hitung tembaga dan perak pasti diatas angka itu. Serba salah memang, tapi mudah-mudahan stockpile Freeport banyak," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT