Jakarta, CNN Indonesia -- Pelemahan index saham di Amerika Serikat harus diwaspadai oleh pelaku pasar Indonesia. Secara teknikal, Index Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi menguat, namun harus diwaspadai anjloknya bursa saham global terhadap pelemahan IHSG.
Pada pra pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (16/10), IHSG turun 0,59 persen ke level
4.933. Penurunan itu dipicu oleh pelemahan ekonomi global dan jatuhnya harga komoditas.Pasar saham Amerika Serikat (AS) kembali melemah seiring negatifnya rilis data penjualan ritel Paman Sam. Koreksi dialami oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar 1,06 persen dan indeks S&P500 sebesar 0,81 persen, Nasdaq anjlok
0.3 persen ke posisi 4,215. Di Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh kekhawatiran Ebola dan suhu politik di Hong Kong yang kembali memanas. Indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok sebesar 1,81 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pasar saham, harga kontrak berjangka (futures) komoditas juga terkoreksi. Harga minyak mentah WTI turun 1 persen ke level US$ 80,96 per barel. Sedangkan harga emas Comex turun 0,31 persen ke posisi US$ 1.240,90 per troy ounce.
Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG tercatat menguat 0,82 persen ke level 4.962, analis teknikal Mandiri Sekuritas memperkirakan masih ada potensi penguatan IHSG dalam rentang 4.900 (support) -4.993 (resistance). Ciptadana Securities juga memprediksi penguatan IHSG pada rentang 4,930 (support) – 5,000 (resistance).
Analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengungkapkan penguatan IHSG yang terjadi beberapa hari terakhir karena adanya harapan sejumlah pengelola dana besar lokal akan Jokowi Effect jelang pelantikan 20 Oktober mendatang. Sedangkan investor asing masih melakukan jual bersih saham meski nilai terus menurun.
Janet Yellen, gubernur bank sentral AS baru saja menyampaikan keyakinannya akan perbaikan ekonomi negara Paman Sam itu.. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi AS bisa mencapai 3 persen ke depan dan inflasi akan sesuai target jangka panjang The Fed. Sementara, penjualan ritel di AS masih turun sebesar 0,2 persen dari pencapaian bulan lalu. Defisit anggaran di AS turun menjadi US$ 483 miliar, level terendah sejak 2008.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai, meskipun secara teknikal IHSG masih berpotensi menguat pada rentang support 4.923-4.944 sedangkan ressitance 4.967-49.75. "Kalau pasar saham AS berimbas pada pelemahan bursa di Asia, maka IHSG pun juga dapat imbasnya, waspadai pembalikan arah," kata Reza, Kamis (16/10).