SENTIMEN BURSA GLOBAL

Jokowi Effect Tak Cukup Kuat

CNN Indonesia
Kamis, 16 Okt 2014 15:49 WIB
Pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah di depan mata, pelaku pasar berharap adanya Jokowi Effect yang mampu mendorong kenaikan bursa saham. 
New York Stock Exchange (Reuters/Brendan McDermid)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah di depan mata, pelaku pasar berharap adanya Jokowi Effect yang mampu mendorong kenaikan bursa saham. Namun, kondisi bursa dunia tetap membayangi arah Index Saham Gabungan (IHSG) sepekan ke depan.

Senior Portfolio Manager PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Kenny Soejatman mengatakan, faktor global saat ini lebih dominan terhadap naik turunnya IHSG. "Kalau bursa di Asia dan AS melemah, kita ikut melemah. Jadi rasanya Jokowi Effect tak begitu berarti," kata Kenny, Kamis (16/10).

Menurut dia, perekonomian global sudah sangat lemah. Sehingga, meskipun yield US tresury sudah turun ke 2 persen, namun bursa saham tak mendapatkan imbas positif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasar saham Amerika Serikat (AS) seluruhnya melemah. Indeks Dow Jones Industrial Avg turun sebesar 1,06 persen dan indeks S&P500 turun 0,81 persen, Nasdaq anjlok 0.3 persen, sedangkan di Asia, indeks Nikkei 225 turun sebesar 1,81 persen.

Menurut Kenny, kejatuhan bursa saham di AS sudah cukup dalam, bahkan mencapai 10 persen dalam sepekan. Dia berharap kondisi itu sudah mendekati titik akhir penurunan dan akan berbalik arah. Sementara dari pasar saham Indonesia, dengan anjloknya harga-harga komoditas, maka Indonesia tak mendapatkan sentimen positif. "Tapi kalau Jokowi menaikkan harga BBM di masa awal pemerintahannya, mudah-mudahan akan menolong kenaikan IHSG," katanya.

Menurut dia, dalam beberapa kali pertemuan dengan sejumlah investor asing, banyak yang mengkhawatirkan kondisi politik Indonesia. Diperkirakan akan banyak deal politik yang bisa menghambat rencana reformasi Jokowi ke depan.

Sementara, Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menganggap pasar saham Indonesia masih cukup menjanjikan. Menurut dia, deal-deal politik yang mungkin terjadi dalam periode menjelang masa pelantikan, bisa memberikan kekuatan baru bagi Jokowi dalam hal dukungan politik. "Kalau ada dua partai yang masuk ke kubu Jokowi, itu kan bisa menambah kekuatannya di parlemen, justru itu bagus," ujar dia.

Menurut Leo, yang dikhawatirkan pelaku pasar saat ini adalah jika Jokowi tidak menaikkan harga BBM di masa awal pemerintahannya. Hal itu akan menimbulkan kekecawaan dan bisa berimbas pada penurunan IHSG.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER