Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono telah mewariskan iklim usaha yang kondusif bagi perusahaan-perusahaan pelat merah. Namun, masih ada sejumlah hambatan terkait konsolidasi BUMN yang belum tuntas dan menjadi “pekerjaan rumah” pemerintahan mendatang.
“Misalnya, konsolidasi perbankan terhambat,” ujarnya di kantor pusat Kementerian Keuangan, Kamis (16/10).
Konsolidasi bank BUMN yang sebidang harus didorong di masa mendatang. Langkah itu harus direalisasikan agar Indonesia bisa bersaing di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “Itu tugas Menteri BUMN mendatang, ada momentum untuk melaksanakan konsolidasi itu karena jajaran direksi akan habis masa jabatannya dan menurut saya itu bisa dimanfaatkan,” katanya menegaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selaku Menteri BUMN, Dahlan mengatakan pernah mendorong akuisisi BTN oleh Bank Mandiri untuk menciptakan bank yang kuat. Begitu pula dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menginginkan agar tiga bank BUMN besar digabungkan, yakni Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Negara Indonesia (BNI). Namun upaya kedua pihak nyatanya belum berhasil. “Tapi secara umum iklim yang diciptakan Pemerintahan Pak SBY cukup baik sehingga aksi-aksi korporasi bisa berjalan dan praktis tidak ada intervensi dari beliau,” tuturnya.
Berdasarkan catatan, upaya Dahlan untuk mengonsolidasikan sejumlah BUMN kerap dijegal oleh para politikus. Bahkan, gagasan untuk menjadikan BTN sebagai anak usaha Bank Mandiri ditolak oleh sejumlah pejabat kementerian, mulai dari Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang juga diamini oleh Menteri Kordinator Ekonomi Chairul Tanjung. Sebelumnya, Dahlan juga sempat menginginkan adanya BUMN energi yang kuat di Indonesia dengan cara meminta PT Pertamina membeli PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) untuk kemudian PGN bisa membeli anak usaha Pertamina yang bergerak dalam bisnis gas, PT Pertagas.