FINANCIAL INCLUSION

Akses Keuangan Hanya Sentuh Separuh Penduduk

CNN Indonesia
Kamis, 23 Okt 2014 15:15 WIB
Mandiri Institute mencatat dari 249 juta jiwa penduduk Indonesia pada 2013, hampir separuhnya belum memiliki akses layanan keuangan. 
Gedung Bank Mandiri (CNNIndonesia/Fathiyah Dahrul)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mandiri Institute dan International Finance Corporation (IFC) bekerjasama mendorong pengembangan akses keuangan di Indonesia. Mandiri Institute mencatat dari 249 juta jiwa penduduk Indonesia pada 2013, terdapat 48 persen penduduk yang belum memiliki akses layanan keuangan.

Dalam risetnya, anak usaha Bank Mandiri ini mencatat hanya 20 persen masyarakat berusia di atas 15 tahun memiliki rekening di institusi keuangan formal. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia yang telah mencapai 66 persen dan Thailand yang tercatat 73 persen.

Chairman Board of Advisory Mandiri Institute Darmin Nasution mengatakan, akses layanan keuangan yang rendah dapat menyebabkan kontribusi sektor finansial pada pertumbuhan ekonomi Indonesia juga rendah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya rasio kredit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 36 persen. Padahal, di Malaysia dan Thailand masing-masing sudah mencapai 103 persen dan 122 persen. Sedangkan rasio simpanan atas GDP tercatat sebesar 39 persen, dibandingkan 147 persen di Malaysia. “Inklusi keuangan merupakan topik yang penting di Indonesia maupun global, karena peningkatan akses terhadap layanan keuangan dapat mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif,” kata Darmin di Jakarta, Kamis (23/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, strategi nasional inklusi keuangan di Indonesia terdiri dari Strategi Nasional Financial Inclusion (SNFI) yang dikawal oleh Bank Indonesia (BI) dan Strategi Nasional Literacy Keuangan (SNLK) yang dikawal oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Strategi inancial inclusion mencakup layanan keuangan digital (LKD) sedangkan strategi literasi keuangan mencakup layanan keuangan tanpa bank.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin berpendapat, ekosistem yang baik diperlukan untuk mendorong inklusi keuangan. Dia mencontohkan, penyaluran dana bantuan kepada masyarakat melalui agen bank dapat mendukung edukasi terhadap layanan keuangan digital.

Langkah ini juga dapat mengubah kebiasaan masyarakat dalam melakukan transaksi dari konsumtif menjadi saving. Pasalnya, bantuan tidak diterima dalam bentuk tunai tetapi masuk ke dalam rekening milik masyarakat. “Sinergi dengan sektor lain, seperti telekomunikasi, pasar modal, asuransi dan institusi keuangan lainnya juga diperlukan untuk terus meningkatkan layanan yang dapat diberikan kepada masyarakat luas,” ujar Budi.

Country Manager International Finance Corporation (IFC) untuk Indonesia Survesh Suri mengatakan peningkatan akses terhadap layanan keuangan juga dapat mengembangkan sektor usaha mikro kecil dan menengah. Secara global, lanjut Survesh, sekitar 200 juta UMKM tercatat tidak memiliki akses ke pendanaan untuk pengembangan usaha.

IFC, kata dia, berkomitmen mendukung pengembangan pasar keuangan yang kuat, inklusif dan berkesinambungan untuk memberikan layanan keuangan bagi usaha mikro, kecil dan menengah. "Dengan perkembangan teknologi digital dan inovasi bisnis terbaru memungkinkan kami dan mitra kami seperti World Economic Forum, SECO dan Mandiri Institute dapat memberi dukungan dengan cara yang lebih inovatif dan skala yang lebih besar," kata Survesh.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER