PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat laba bersih sebesar Rp 18,12 triliun pada kuartal III 2014 atau naik 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,23 triliun. Kenaikan tersebut dipicu oleh penyaluran kredit yang masih tumbuh 12,32 persen di tengah keketatan likuiditas perbankan.
"Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit yang terjadi di seluruh segmen bisnis," kata Direktur Utama BRI Sofyan Basir di Jakarta Rabu (22/10).
Pertumbuhan laba bersih ini juga membuat laba per saham (earning per share/EPS) naik dari Rp 823 menjadi sebesar Rp 979,6. Pada penutupan perdagangan Rabu (22/10), saham BBRI naik 1,42 persen ke harga Rp 10.725 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sofyan menjelaskan, total kredit yang sudah disalurkan perseroan hingga akhir September 2014 mencapai Rp 464,19 triliun, tumbuh 12,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 413,27 triliun. Sementara dari sisi pendanaan, perseroan juga berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 19,7 persen menjadi Rp 544,27 triliun.
Rasio kredit terhadaap dana pihak ketiga (LDR) tercatat 85,29 persen per kuartal III-2014, sedangkan kualitas aset produktif tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) netto sebesar 0,46 persen. Sedangkan NPL gross sebesar 1,89 persen, lebih rendah dibandingkan NPL gross rata-rata industri perbankan nasional sebesar 2,31 persen pada Agustus 2014. "Kami juga menjaga posisi modal yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 18,57 persen, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 17,14 persen," tuturnya.