KINERJA PERBANKAN

Ekonomi Lesu, Laba BNI Hanya Naik 16,4 Persen

CNN Indonesia
Kamis, 30 Okt 2014 15:15 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat berdampak pada kinerja keuangan perbankan nasional.
Anjungan tunai mandiri BNI. (Antara Photo/Eric Ireng)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan laba bersih 16,4 persen pada kuartal III 2014 menjadi sebesar Rp 7,61 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 6,54 triliun. Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan tahun lalu yang tercatat masih tumbuh hampir 30 persen.

Kenaikan laba itu, menurut Direktur Utama BNI Gatot Suwondo, ditunjang oleh pendapatan operasional yang tumbuh 13 persen menjadi Rp 23,68 triliun. "Pendapatan operasional itu dikontribusikan dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 18,6 persen dan pendapatan non bunga," kata Gatot di Jakarta, Kamis (30/10).

Penyaluran kredit BNI tumbuh 14,1 persen menjadi Rp 267,94 triliun. Sebanyak delapan sektor unggulan BNI menopang pertumbuhan kredit tahun ini, diantaranya sektor informasi dan telekomunikasi, kimian pertanian, makanan, ritel dan perdagangan besar, kelistrikan dan sektor konstruksi.
Kalau GDP melambat, kredit melambat, ya laba juga melambat.Yap Tjay Soen

Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen mengaku perlambatan pertumbuhan kredit ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga melambat. "Kalau GDP melambat, kredit melambat, ya laba juga melambat," ujar dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertumbuhan kredit ini dibarengi dengan penurunan non performing loan (NPL) netto yang turun dari 0,6 persen pada kuartal III 2013 menjadi 0,5 persen pada kuartal III 2014.

Sementara itu ditengah ketatnya likuditas perbankan, BNI mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 11,9 persen pada kuartal III 2014 menjadi Rp 308,33 triliun. Hal itu membuat loan to deposite (LDR) perseroan meningkat menjadi 85,7 persen dari periode yang sama tahun lalu 84,7 persen. Sedangkan kualitas kredit perseroan membaik dengan rasio non performing loan (NPL) nett turun menjadi 0,5 persen dari 0,6 persen tahun lalu, NPL gross turun dari 2,4 persen menjadi 2,2 persen.

"Banyaknya jumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) serta dominasi dana murah dalam pembentukan DPK BNI menjadi penyebab dana pihak ketiga BNI meningkat," ujar Gatot.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER