PROTEKSI PASAR

Mendag: Industri Nasional Terlalu Manja

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2014 14:40 WIB
Kebijakan proteksi pasar hanya membuat pelaku industri nasional nyaman berlindung dan tidak akan pernah siap berkompetisi dengan produk negara lain.
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel. (CNN Indonesia/Mohammad Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Proteksi pasar akan barang-barang impor merupakan upaya pemerintah untuk memperkokoh kekuatan pasar industri nasional. Namun Menteri Perdagangan Rahmat Gobel berpendapat, kebijakan tersebut justru akan membuat pelaku industri nyaman berlindung kepada peraturan pemerintah dan tidak akan pernah siap berkompetisi dengan produk negara lain.

"Kalau industri kita mau bersaing, kita harus meminimalisasi ongkos produksi kita tidak boleh lagi mengandalkan proteksi pasar terus," ujar Rahmat di Gedung Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Jumat (31/10).

Rahmat mengatakan untuk memaksa industri nasional mau meningkatkan daya saingnya, pemerintah akan lebih selektif lagi dalam menerbitkan kebijakan proteksi pasar. "Hal yang paling penting dari kebijakan proteksi pasar ini adalah jangan sampai pasar modern dan ritel kita didominasi oleh barang konsumsi asing. Di lain sisi, jangan sampai kebijakan proteksi pasar ini menghambat masuknya impor barang baku industri kita," kata Rahmat.
Kalau industri kita mau bersaing, kita harus meminimalisasi ongkos produksi. Tidak boleh lagi mengandalkan proteksi pasar terus.Rahmat Gobel


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam melaksanakan proteksi pasar bagi barang konsumsi, pemerintah akan meminta bantuan atase-atase ekonomi di Kedutaan Besar yang terletak di negara-negara ASEAN untuk mempelajari balance trade serta aktifitas perdagangan negara-negara tersebut jelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Kementerian Perdagangan juga akan menguji kualitas barang-barang impor yang akan masuk ke Indonesia.

Selain itu agar produk Indonesia yang dijual keluar negeri bisa lebih kompetitif, Rahmat menilai perlu dilakukan pengurangan biaya operasional industri-industri dalam negeri khususnya dari segi logistik. "Saya menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia sebesar 300 persen selama lima tahun ke depan. Maka dari itu pembenahan logistik tersebut akan menjadi fokus saya," ujarnya.


Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo menilai proteksi pasar yang selama ini dilaksanakan pemerintah terbilang kurang strategis dan kadang pelaksanaannya tidak pro-industri terutama di industri penerbangan.

"Kita akan memasuki ASEAN Open Sky pada 2015 mendatang, sudah seharusnya industri penerbangan kita mengandalkan kompetisi harga dengan perusahaan penerbangan lain di Asia Tenggara. Namun sayangnya, kita masih saja dibebankan bea masuk suku cadang pesawat yang besarnya 14 persen dari harganya. Kalau ini berlangsung terus, mana bisa kita bersaing secara tarif" kata Arif.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER