KINERJA EKSPOR

BBM Naik, Industri Mulai Bidik Pasar Ekspor

CNN Indonesia
Selasa, 04 Nov 2014 11:17 WIB
Untuk dapat meningkatkan ekspor adalah hal yang tidak mudah, terutama bagi pengusaha yang sama sekali belum pernah menjual produknya keluar negeri.
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel (kanan) kini mengemban tanggung jawab memperbaiki kinerja ekspor non-migas Indonesia yang terus turun. (Antara Photo/Ismar Patrizki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diyakini akan menekan daya beli dan keinginan masyarakat Indonesia untuk membeli produk sekunder dan tersier seperti mobil dan motor, barang elektronik, furniture, pakaian jadi, dan sebagainya. Kondisi tersebut membuat pengusaha harus memutar otak untuk dapat mempertahankan penjualannya agar tidak turun sampai tahun depan.

Salah satu cara yang paling memungkinkan adalah dengan fokus memperbanyak penjualan ke luar negeri. Namun untuk dapat meningkatkan ekspor adalah hal yang tidak mudah, terutama bagi pengusaha yang sama sekali belum pernah menjual produknya keluar negeri. Dibutuhkan campur tangan pemerintah, terlebih saat ini permintaan dari luar negeri atas beberapa komoditi Indonesia juga cenderung turun mengikuti perlambatan ekonomi dunia.  

Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir mencatat nilai ekspor non-migas Indonesia periode Januari-September 2014 turun 0,81 persen menjadi US$ 109,3 miliar dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 110,2 miliar. Bahkan data dari Kementerian Perdagangan menyebutkan nilai ekspor non-migas mulai 2011 mengalami tren penurunan sampai September 2014.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2011, nilai ekspor non-migas Indonesia mampu mencapai angka US$ 162,01 miliar. Angka tersebut kemudian menyusut jadi US$ 153,04 miliar pada 2012 dan kembali turun menjadi US$ 149,91 miliar di 2013. Ironisnya, pada pertengahan Oktober 2014 Kementerian Perdagangan telah merevisi target pertumbuhan ekspor Indonesia dari sebelumnya 5 persen menjadi hanya 1 persen sampai akhir tahun ini.

Harus Naik

Menarik untuk disimak, strategi seperti apa yang akan dilakukan pelaku industri untuk dapat menaikkan penjualan ekspor untuk menutupi melemahnya penjualan dalam negeri yang akan terjadi sejak harga BBM dinaikkan. Bahkan Rahmat Gobel, Menteri Perdagangan yang baru pada Rabu (29/10) lalu mengungkapkan targetnya untuk dapat meningkatkan nilai ekspor non-migas Indonesia sebesar 300 persen dalam lima tahun ke depan.

“Peningkatan ekspor non-migas buat kita sangat penting. Bukan saja akan menambah cadangan devisa, tapi sekaligus akan membuka lapangan kerja. Saya berharap, sampai lima tahun ke depan, kita bisa meningkatakan ekspor hingga tiga kali lipat dari tahun ini yang sebesar US$ 184,3 miliar,” ujar Rahmat.

Mantan petinggi Panasonic Group tersebut berhitung setiap kenaikan ekspor sebesar US$ 1 miliar akan membuka 400 ribu lapangan kerja. Sehingga dia mengaku akan melakukan segala cara untuk dapat mencapai pertumbuhan ekspor sebesar 300 persen.

Bagaimana cara Rahmat Gobel mencapai target yang telah ditetapkannya serta seperti apa kekhawatiran pelaku usaha yang akan terkena dampak langsung kenaikan harga BBM terhadap penjualannya? Simak kelanjutannya dalam fokus ekonomi CNN Indonesia hari ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER