Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai berpotensi membuat penjualan dalam negeri sejumlah industri menjadi lesu. Untuk dapat membantu pelaku usaha menutupi penurunan penjualan dalam negeri dengan meningkatkan ekspor, Kementerian Perdagangan telah mempersiapkan sejumlah langkah yang akan memudahkan pengusaha menembus pasar luar negeri.
"Regulasi atau aturan penyempurnaan akan disiapkan, dan kami akan memberikan kemudahan kepada pelaku industri yang akan melakukan ekspor," ujar Menteri Perdagangan Rahmat Gobel di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Selasa (4/11). Kemudahan ekspor diberikan pemerintah sebagai upaya mengejar defisit perdagangan yang sudah mencapai US$ 270,3 juta pada September 2014 lalu.
Menurutnya salah satu yang akan dilakukan Kementerian Perdagangan adalah mempermudah perizinan ekspor, seperti yang telah diinstruksikan Presiden Joko Widodo kepada Kementerian terkait untuk segera memangkas aturan yang berbelit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apapun yang mereka (pelaku ekspor) minta dan perlukan, akan saya upayakan," kata Rahmat.
Pada Kamis (30/10) lalu Rahmat memasang target nilai ekspor non-migas Indonesia bisa meningkat 300 persen dalam lima tahun dirinya menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Menurutnya setiap kenaikan ekspor sebesar US$ 1 miliar akan membuka 400 ribu lapangan kerja.
“Jadi peningkatan ekspor non-migas buat kami sangat penting. Bukan saja akan menambah cadangan devisa, tapi sekaligus akan membuka lapangan kerja. Saya berharap sampai lima tahun ke depan Indonesia bisa meningkatkan ekspor tiga kali lipat dari target tahun ini sebesar US$ 184,3 miliar,” ujar Rahmat.