Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said tidak main-main ketika mengatakan akan memperbaiki citra negatif yang menggentayangi instansinya paska penetapan Jero Wacik, menteri pendahulunya sebagai tersangka penyalahgunaan wewenang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Usai pekan lalu menegaskan akan mengganti para pejabat di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), hari ini Sudirman mencopot Edy Hermantoro dari jabatan Direktur Jenderal Migas dan mengangkat Naryanto Wagimin yang sebelumnya menjabat Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas sebagai pejabat pelaksana tugas Dirjen.
"Hari ini saya menandatangani pengangkatan Pelaksana tugas Dirjen Migas yang baru Naryanto Wagimin sebagai langkah awal menyelesaikan permasalahan dan mengeliminasi berbagai sumbatan kinerja di sektor migas. Hal ini penting karena pertumbuhan ekonomi Indonesia bergantung pada sektor tersebut," kata Sudirman dalam konferensi pers di gedung Direktorat Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Selasa (4/11).
Laporan UKP4 bahwa seluruh progam nasional yang dikerjakan Ditjen Migas banyak yang terhambat dan impact-nya besar pada industri.Sudirman Said |
Sudirman mengutip laporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang menyebutkan seluruh program nasional yang dikerjakan Direktorat Jenderal Migas banyak yang terhambat dan berdampak besar pada kinerja industri tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporan UKP4 bahwa seluruh progam nasional yang dikerjakan Ditjen Migas banyak yang terhambat dan
impact-nya besar pada industri,” tegasnya.
Menerima tanggung jawab sebagai Plt Dirjen Migas yang baru, Naryanto Wagimin mengatakan saat ini prioritas pekerjaan utama yang harus dilakukannya adalah meningkatkan produksi migas nasional yang terus mengalami penurunan setiap tahun. Tahun depan, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat menetapkan target lifting minyak sebesar 900 ribu barel per hari (BPH), sementara sepanjang tahun ini realisasi hanya mencapai 790 ribu BPH.
Salah satu cara untuk meningkatkan produksi menurut Naryanto adalah dengan melakukan perpanjangan kontrak kerjasama produksi yang akan habis dalam waktu lima tahun ke depan, selain tentunya menemukan sumber produksi migas yang baru.
"Selama lima tahun ke depan terdapat 20 perpanjangan kontrak kerjasama yang harus dilakukan. Hal ini perlu diprioritaskan karena disana terdapat potensi penambahan produksi gas sebesar 30 persen dan minyak sebesar 20 persen," kata Naryanto.
Meskipun mengaku sulit untuk dapat mencapai target produksi minyak tahun depan, Naryanto mengaku belum berpikir untuk mengajukan revisi
lifting minyak. "Sekarang itu lapangan-lapangan minyak kita sudah tua, juga tidak ada penemuan lapangan baru sehingga tidak mendukung proyeksi lifting minyak tahun depan. Namun dengan menggunakan teknologi yang tepat untuk meningkatkan produksi, hal itu masih mungkin dicapai," katanya.
Terkait penggantian pejabat di SKK Migas, Sudirman Said menambahkan pemerintah akan mengangkat Kepala SKK Migas yang baru dalam waktu dua pekan ke depan. "Saya sudah mengajukan surat rekomendasi ke komite pengawas SKK Migas mengenai calon-calon yang perlu di
review. Semoga satu atau dua minggu ke depan kita sudah punya nama," ujar Sudirman.