Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mulai melakukan pendataan kepala keluarga yang dinilai berhak membeli jatah beras untuk rakyat miskin (raskin) menjelang dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bulan ini. Kebijakan tersebut dilakukan untuk membantu meringankan beban biaya hidup masyarakat yang semakin bertambah setelah harga BBM naik.
Gunaryo, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan mengatakan setidaknya 250 ribu ton raskin milik Perum Bulog akan didistribusikan ke masyarakat di seluruh penjuru Indonesia setiap bulan. "Kami akan fokus menyalurkan beras tersebut ke masyarakat yang membutuhkan, minimal itu cukup untuk menahan gejolak harga," kata Gunaryo di Kementerian Perdagangan, Selasa (4/11) petang.
Gunaryo memastikan stok raskin yang dimiliki Bulog masih mencukupi meskipun diperkirakan produksi beras nasional hingga akhir tahun ini akan menurun akibat kekeringan di sejumlah daerah. "Stok raskin sudah cukup. Saya kira barang yang ada di masyarakat itu banyak, itu yang susah terdektesi oleh kita. Sebab masing-masing keluarga petani setelah panen tidak seluruhnya di konsumsi atau dijual, pasti ada yang disimpan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mencukupinya stok beras yang dimiliki Bulog membuat Gunaryo yakin kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tidak akan banyak berpengaruh terhadap harga kebutuhan pangan pokok seperti beras.
Gunaryo juga meyakini konsumsi masyarakat terhadap beras setelah harga BBM bersubsidi naik akan tetap tinggi. Sebab menurutnya beras sudah menjadi akar permintaan pokok masyarakat Indonesia terhadap bahan pangan.
"Berdasarkan perhitungan kenaikan harga BBM selama ini, tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap peningkatan permintaan beras," ujarnya.