Jakarta, CNN Indonesia -- Usai menggelar pertemuan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Duta Besar Amerika Serikat Robert Blake memberikan pujian atas karakter dan etos kerja sang menteri. Pemilik PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT ASI Pudjiastuti Aviation tersebut dinilai Blake sebagai sosok pekerja tangguh yang ingin memperbaiki kesejahteraan nelayan dengan memerangi illegal fishing yang marak terjadi di Indonesia.
Namun, bukan hanya orang asing yang memuji Susi. Beberapa hari lalu, para pengusaha nasional yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Kelautan dan Perikanan memberikan apresiasi atas berbagai gebrakan yang dibuat perempuan asli Pangandaran, Jawa Barat sesaat setelah menjabat sebagai menteri.
Tonny Uloli, Mantan Wakil Gubernur Gorontalo yang juga aktif di Kadin optimistis nilai ekspor perikanan Indonesia tahun depan bisa melebihi target 2014 sebesar US$ 4,1 miliar. Keyakinan tersebut setelah melihat berbagai rencana kebijakan yang akan dilakukan Susi selama lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak sekali gebrakan baru yang dibuat oleh Bu Susi. Contohnya saja, dia telah membangun kerjasama dengan Polisi dan Angkatan Laut agar nelayan-nelayan kita terjaga dan potensi laut kita tidak diambil negara lain. Saya optimistis hasil perikanan Indonesia akan lebih baik kedepannya," kata Tonny, beberapa waktu lalu.
Meskipun dinilai memiliki perhatian yang lebih terhadap para nelayan kecil, Susi menurut Tonny juga memiliki pekerjaan rumah untuk memperbaiki industri perikanan Indonesia. Diantaranya menjadikan Kawasan Indonesia Timur sebagai basis budidaya atau penangkapan ikan nasional. Tonny menyebut, dari total nilai ekspor ikan sebesar US$ 4,1 miliar tersebut, sebanyak 72 persen diantaranya dihasilkan dari kawasan laut wilayah Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Nilai ekspor komoditas perikanan Indonesia juga dirasa masih lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, padahal Indonesia memiliki wilayah laut yang lebih luas. "Contohnya Thailand. Walaupun secara luas wilayah lebih kecil dari Indonesia, namun hasil ekspor perikanannya bisa mencapai US$ 10,1 miliar," tambah Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto.
Banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa nilai ekspor perikanan Indonesia kalah saing dalam segi kuantitas. Salah satunya adalah kurangnya pengamanan akan komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai komersial cukup tinggi. "Kita memiliki banyak sekali komoditas perikanan yang memiliki nilai tinggi dan laku secara komersil. Contohnya saja ikan tuna. Ikan ini memang laku secara pasaran dan selalu bermigrasi di perairan Papua dari perairan Jepang. Namun sayangnya, nelayan Filipina selalu membajak ikan-ikan tersebut di perairan utara Sulawesi, padahal perairan tersebut masih wilayah dari negara kita," ujar Tonny.