Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia membidik peluang kerjasama dengan Indonesia di sektor usaha perkapalan, transportasi dan agribisnis. Perluasan bisnis ini diharapkan meningkatkan nilai perdagangan kedua negara menjadi US$ 5 miliar pada tahun depan.
Mikhail Galuzin, Duta besar Federasi Rusia untuk Indonesia, menuturkan selain kerjasama yang sudah terjalin di bidang pertahanan militer, Rusia berhasrat untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan Indonesia di sektor bisnis lainnya.
"Banyak kesepakatan dan saya pikir tugas utama saat ini adalah bukan hanya kesepakatan terhadap kertas yang berlembar-lembar, tetapi dengan meluncurkan proyek-proyek yang sebenarnya di Indonesia," Galuzin saat jumpa pers di kapal perang Rusia, Yaroslav Mudry, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (7/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Rusia sudah memiliki beberapa kesepakatan dengan pemerintah Indonesia, salah satunya dalam bidang transportasi. Dalam bidang ini, Rusia dan Indonesia telah menyetujui pembangunan konstruksi jalur kereta api di Kalimantan, ekspor pesawat udara sipil ke Indonesia, serta pendirian pabrik truk KAMAZ.
Selain itu, lanjut Galuzin, Rusia juga tertarik bekerja sama dengan Indonesia untuk mengimpor bahan makanan dari Indonesia ke Rusia, terutama hasil produksi perikanan. Galuzin menganggap agribisnis merupakan sektor yang besar dan juga menjanjikan bagi hubungan dagang kedua negara.
"Kami bersedia untuk mengimpor bahan makanan, khususnya sayur, buah serta produksi perikanan. Kami mengajak pengusaha-pengusaha Indonesia untuk memasok itu semua ke Rusia," ujar Alexei Likhachev, Wakil Menteri Perkembangan Ekonomi Rusia belum lama ini.
Seperti yang diketahui, saat ini Rusia tidak bisa mengimpor makanan dari beberapa negara Barat sebagai konsekuensi dari konflik di Ukraina.
Oleh karena itu, Pemerintah Rusia tengah gencar mencari alternatif negara pemasok bahan makanan ke Negeri Beruang Merah guna memenuhi kebutuhan pangannya.
Sebagai informasi, kerja sama antara Indonesia dan Rusia meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan nilai perdagangan mencapai US$3 miliar pada 2013. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat selam akuartal III 2014, pemodal asal Rusia telah menginvestasikan dananya di Indonesia sebesar US$1,7 juta pada 10 proyek. Secara kumulatif, nilai investasi Rusia di Tanah Air selama periode Januari-September 2014 mencapai US$ 2,5 juta pada 17 proyek.
Alexei Likhachev optimistis hubungan bisnis Rusia dan Indonesia akan meningkat pada tahun depan seiring dengan realisasi komitmen investasi baru. "Target untuk tahun 2015 adalah sebesar US$5 miliar," ujar Likhachev.