Jakarta, CNN Indonesia -- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah menyelesaikan layanan penerbangan haji 2014 pada 6 November kemarin. Meskipun berhasil menorehkan ketepatan penerbangan (
on time performance/OTP) sebesar 90,8 persen dari target yang dipatok 80 persen, namun pendapatan penerbangan haji Garuda justru berkurang.
Vice President Penerbangan Haji Garuda Indonesia Hadi Syahrean mengatakan sejak 1 September-6 November periode pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji, maskapainya menerbangkan 82.961 jemaah yang terbagi dalam 206 kelompok terbang (kloter). Jumlah tersebut turun 7,76 persen dibandingkan jumlah jemaah yang diterbangkan tahun lalu sebanyak 89.946 jemaah dari 234 kloter.
"Penurunan terjadi karena jemaah dari Banten tidak lagi diterbangkan oleh Garuda Indonesia, tetapi oleh Saudi Airline sesuai pembagian kuota yang dilakukan pemerintah," ujar Hadi kepada CNN Indonesia, Selasa (11/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turunnya jumlah jemaah tersebut berdampak pada penurunan pendapatan penerbangan haji Garuda. "
Revenue pasti turun walaupun kurs dolar naik. Tetapi saya tidak bisa menyampaikan berapa
revenue-nya, harus level direksi untuk itu," kata Hadi. Dia hanya menyebutkan bahwa tahun ini rata-rata biaya angkutan udara haji yang ditetapkan Kementerian Agama adalah US$ 2.201 per jemaah.
Laporan Keuangan 2013 Garuda Indonesia menyebutkan, perseroan mengantongi US$ 195,19 juta dari melayani penerbangan 89.946 jemaah dengan rata-rata biaya angkutan udara haji sebesar US$ 2.164 per jemaah. Dalam hitungan kasar, jika sepanjang tahun ini Garuda menerbangkan 82.961 jemaah dengan rata-rata biaya angkutan udara haji sebesar US$ 2.201 per jemaah, maka Garuda berpotensi mengantongi pendapatan penerbangan haji sebesar US$ 182,59 juta. Dengan demikian bisa dihitung penurunan pendapatan penerbangan haji yang dialami Garuda bisa mencapai 6,45 persen jika dibanding realisasi tahun lalu.
"Tahun depan target jemaah haji kami minimal tetap, tetapi semua keputusan berapa kuota jemaah yang Garuda terbangkan tetap dari Kementerian Agama," kata Hadi.
Pada pelaksanaan penerbangan haji 2014, Garuda mengoperasikan 11 pesawat berbadan lebar yang terdiri dari enam Airbus A330 berkapasitas 375 kursi, empat Boeing 747 berkapasitas 455 kursi, dan satu Boeing 777 berkapasitas 440 kursi. Untuk melayani penerbangan haji 2014, Garuda membuat perjanjian lindung nilai (
hedging) harga avtur senilai US$ 43,24 juta setara Rp 500 juta dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Perjanjian
tersebut dilakukan untuk pembelian avtur dari BP Singapore PTE Ltd dan Goldman Sachs International terutama untuk melayani penerbangan haji sepanjang September-Oktober 2014.
Laporan keuangan kuartal II 2014 Garuda menyebutkan, lindung nilai dilakukan perseroan untuk meminimalisir risiko melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar pada saat Garuda melayani pemberangkatan maupun pemulangan jemaah haji tahun ini. Selain itu, perseroan juga melakukan upaya efisiensi avtur dengan lebih selektif memilih pesawat yang digunakan untuk penerbangan haji tahun ini.