SENGKETA SEA WORLD

Aset Tak Kembali, Sea World Tutup Selamanya

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2014 12:49 WIB
Manajemen PT Sea World Indonesia diminta untuk menghormati kontrak BOT yang berlaku, dan mengembalikan aset Sea World kepada Jaya Ancol.
Petugas melintasi akuarium berbentuk mobil di Wahana Rekreasi Sea World Ancol, Jakarta, Kamis (2/10). (Antara Photo/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) bersikeras meminta PT Sea World Indonesia untuk segera menyerahkan aset wahana akuarium raksasa yang berdiri diatas lahan seluas 2 hektare kepada manajemen perusahaan. Gatot Setyowaluyo, Direktur Utama Jaya Ancol mengatakan perusahaannya berencana menutup Sea World selamanya jika penyerahan aset tidak segera dilakukan.

"Serahkan aset itu kepada Jaya Ancol sebagai pengelola, kalau tidak akan kami tutup selamanya," tegas Gatot dalam public expose Jaya Ancol di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (10/11).

Gatot berpendapat pihak Sea World selama ini hanya melihat permasalahan sengketa ini dari aspek bisnis saja tanpa menghiraukan aspek jaminan hukum yang mendasari pengelolaan wahana akuarium terbesar di Indonesia tersebut. Padahal menurutnya, Jaya Ancol merupakan pemegang hak aset atas dasar perjanjian yang telah berlangsung selama 20 tahun tersebut.
Serahkan aset itu kepada Jaya Ancol sebagai pengelola, kalau tidak akan kami tutup selamanya.Gatot Setyowaluyo

"Padahal aspek hukum adalah yang mendasari semua perjanjian kerjasama ini, perjanjian kita jelas-jelas adalah perjanjian BOT (build, operate, transfer) dengan jangka waktu 20 tahun," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu dia meminta pihak Sea World yang dimiliki oleh Lippo Group untuk menghormati ketentuan hukum yang berlaku. "Jangan hanya melihat seolah-olah menyangkut kepentingan publik semata, jadi mengabaikan proses hukum yang seharusnya dihormati oleh kedua belah pihak," katanya.

Teuku Sahir Syahali, Direktur Keuangan Jaya Ancol berhitung penutupan Sea World tidak akan menurunkan pendapatan Jaya Ancol. "Memang penutupan Sea World akan mengurangi alternatif tujuan wisata ke Ancol, namun untuk kontribusi ke finansial tidak akan memberikan dampak sama sekali," ujar Sahir.

Hal itu disebabkan karena selama ini kontribusi Sea World terhadap total pendapatan Jaya Ancol sangat kecil, yaitu hanya sebesar 1-2 persen dari hasil penjualan tiket dan jasa perdagangan. Hingga kuartal III 2014, Jaya Ancol mencatat pendapatan sebesar Rp 733 miliar dari penjualan tiket rekreasi, jasa perdagangan (souvenir), hingga penjualan makanan. Angka ini naik 10 persen dari pendapatan tahun lalu dengan periode yang sama yaitu sebesar Rp 724 miliar.

Laporan keuangan kuartal III 2014 Jaya Ancol menyebutkan sengketa penggunaan lahan antara Jaya Ancol dengan Sea World berdampak pada penurunan pembayaran imbalan penjualan tiket serta makanan dan minuman dari wahana tersebut sebesar 43,56 persen. Berdasarkan kesepakatan, Jaya Ancol yang 72 persen sahamnya dikuasai oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut berhak mendapatkan imbalan sebesar 5 persen dari penjualan tiket masuk Sea World dan 6 persen dari penjualan makanan dan minuman disana. Namun karena Sea World tidak kunjung mengajukan penawaran perpanjangan kontrak, maka mulai 26 September 2014 Jaya Ancol menutup wahana tersebut.

"Pendapatan yang diterima dari Sea World Indonesia sampai 30 September 2014 mengalami penurunan 43,56 persen menjadi Rp 1,71 miliar dibandingkan Rp 3,03 miliar pada periode yang sama di 2013," seperti dikutip dari laporan keuangan perusahaan.

Tren penurunan pendapatan Jaya Ancol dari Sea World sudah dirasakan sejak Januari-Juni 2014. Sepanjang periode tersebut, Jaya Ancol hanya menerima pendapatan Rp 1,69 miliar dari Sea World atau turun 15,5 persen dibandingkan pendapatan periode yang sama di 2013 sebesar Rp 2 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER