HARGA BBM BERSUBSIDI

Kenaikan BBM Dongkrak Biaya Logistik Industri

CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2014 14:33 WIB
Kenaikan harga BBM subsidi diprediksi hanya akan berdampak pada naiknya biaya logistik industri nasional sekitar 3-4 persen
Menteri Perindustrian Saleh Husin diperkenalkan saat pengumuman Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10). Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla terdiri dari 34 menteri. (Antara Foto/Andika Wahyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian memperkirakan dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terhadap industri nasional akan tergambar dari meningkatnya biaya logistik sekitar 3 persen hingga 4 persen. Sementara untuk ongkos produksi, pengaruhnya tidak akan terlalu besar mengingat saat ini pelaku industri sudah tidak mengonsumsi BBM bersubsidi.

"Paling yang berdampak di masalah logistik, itu kira-kira sekitar 3-4 persen. Jadi akan ada tekanan di situ," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin di kantornya, Selasa (11/11).

Disinggung mengenai permintaan insentif bagi industri yang terkena dampak, Menperin enggan menanggapi. Menurutnya, fokus pemberian insentif oleh pemerintah saat ini lebih ditujukan bagi industri galangan kapal yang sejalan dengan komitmen pembangunan sektor maritim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saleh Husin sebelumnya menuturkan permasalahan sektor industri nasional saat ini lebih pada masih lemahnya struktur dan daya saing. Tantangan lainnya antara lain kelangkaan energi dan habisnya bahan baku terbarukan.
Jawa.

Sebelumnya, Ketua Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan anggotanya bersiap menaikkan harga produk makanan dan minuman sebesar 5-10 persen jika harga BBM dinaikkan. Kenaikan harga produk makanan dan minuman itu akan berlaku mulai Januari 2015.

"Kalau BBM naik Rp 3.000 per liter, untuk jangka pendek akan menaikkan biaya distribusi produk kami sekitar 2-3 persen. Kami menutupinya dengan menaikkan harga jual," ujar Adhi belum lama ini. 

Adhi menjelaskan, keputusan untuk menaikkan harga produk pada Januari 2015 karena anggota GAPMMI masih harus menunggu variabel lain seperti kenaikan upah pekerja, inflasi, dan nilai tukar rupiah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER