Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengaku telah berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan diumumkan pemerintah bulan ini. Hanung menjelaskan kerjasama dengan kepolisian tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kericuhan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) pada malam terakhir sebelum harga baru berlaku esok hari.
"Kemarin saya sudah bertemu dan meminta bantuan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Mereka menyanggupi dan siap membantu Pertamina mengamankan distribusi menjelang kenaikan harga BBM," ujar Hanung di kawasan Tanjung Pasir, Tangerang, Selasa (11/11).
Hanung menjelaskan selama ini selalu terjadi
rush atau kekisruhan di SPBU saat harga BBM bersubsidi diumumkan naik. "Yang terjadi di lapangan memang sering seperti itu. Tapi kami yakin kerjasama ini bisa meminimalisir potensi
rush," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menjaga SPBU dari kemungkinan ricuh, Pertamina dan kepolisian sepakat akan menindak tegas oknum-oknum yang melakukan penyimpangan saat proses distribusi BBM bersubsidi tersebut. Hanung menyebut, praktik penimbunan BBM bersubsidi kerap terjadi menjelang diumumkannya harga BBM bersubsidi yang baru.
"Itu sudah kriminal dan akan ada sanksi hukumnya. Kami minta masyarakat tidak melakukan hal tersebut," tegas Hanung.