PROYEK LAUT DALAM CHEVRON

Technip Garap Satu Proyek Laut Dalam Chevron

CNN Indonesia
Rabu, 12 Nov 2014 17:38 WIB
Meskipun menangguhkan pengembangan proyek gas laut dalam, Chevron tetap menyeleksi mitra yang akan mengerjakan fasilitas produksi gas di Kalimantan Timur.
Chevron. (Getty Images/Justin Sullivan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun telah mengajukan penundaan pengembangan proyek gas laut dalam di Kalimantan Timur, PT Chevron Indonesia Company (CICO) terus menyeleksi calon mitra yang akan membantu mereka mengerjakan proyek senilai US$ 12 miliar tersebut. Terakhir, anak usaha PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) itu telah menetapkan Technip Indonesia sebagai kontraktor fasilitas laut lepas (subsea installation) untuk lapangan Bangka di Wilayah Kerja Rapak PSC, Selat Makassar.

"Technip telah terpilih sebagai pemenang tender untuk pengerjaan subsea installation di Lapangan Bangka. Pengerjaan konstruksinya akan dilaksanakan awal tahun depan," ujar Coorporate Communication Manager CPI Donny Indrawan kepada CNN Indonesia, Rabu (12/11).

Dengan ditunjuknya Technip Indonesia sebagai kontraktor subsea instalation, artinya lapangan Bangka akan menjadi subsea tie back ke FPU West Seno yang selama ini dioperasikan Chevron. Dimana fasilitas eksplorasi tersebut diperkirakan menelan dana investasi US$ 4 miliar-US$ 7 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayang saat ditanya mengenai besaran nilai tender, Donny enggan menyebutkan angka yang diperoleh Technip. "Kami tidak dapat menyampaikan informasi lain. Sebaiknya ditanyakan langsung kepada Technip," kata Donny.

Proyek lapangan Bangka merupakan satu dari lima lapangan gas yang dikembangkan Chevron dalam megaproyek laut dalam. Sementara empat lapangan lainnya adalah Gendalo, Gehem, Maha, dan Gandang. Seluruh lapangan tersebut menjadi bagian dari empat kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) Chevron dengan pemerintah yakni Ganal, Makassar Strait, Muara Bakau dan Rapak yang menjadi PSC Bangka.

Diperkirakan untuk melakukan pengembangan semua proyek laut dalam tersebut, Chevron harus merogoh kocek US$ 12 miliar untuk biaya eksplorasi dan eksploitasi cadangan gas proyek laut dalam yang diperkirakan mencapai 3 triliun cubic feet (TCF)

Sebelumnya, mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan Lapangan Bangka merupakan satu dari tiga proyek prioritas yang ditujukan demi meningkatkan angka produksi gas nasional. Lapangan Bangka sendiri diharapkan dapat menghasilkan gas pada 2015.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER