BLOK MIGAS

Maluku Minta Jatah Partisipasi di Blok Masela

CNN Indonesia
Minggu, 16 Nov 2014 16:24 WIB
Gubernur Maluku mendatangi ESDM meminta pemerintah pusat segera memberikan 10 persen participating interest di Blok Masela.
(Antara Photo/Usman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Keinginan Pemerintah Provinsi Maluku untuk memperoleh 10 persen hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Masela kian menggebu. Pada Jumat kemarin (14/11) Gubernur Maluku Said Assegaf menyambangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memastikan kelanjutan pengembangan gas bumi yang terletak di perairan Arafuru itu.

"Kemarin beliau silaturahmi (sekaligus) tanya mengenai progress proyek Masela," ujar Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Naryanto Wagimin kepada CNN Indonesia, Minggu siang (16/11).

Dalam rapat yang berlangsung kurang dari satu jam tersebut Said juga menyinggung permintaan Inpex Masela Corporation Ltd selaku operator blok Masela, yang diketahui sudah mengajukan perpanjangan kontrak tambahan kepada pemerintah Indonesia selama 20 tahun hingga 2048. Ini mengingat dengan jatah kontrak hingga 2028, Inpex dinilai belum memperoleh keuntungan dari pengelolaan Blok Masela yang diprediksi memiliki kandungan gas mencapai 9 triliun cubic feet (tcf).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak mau kehilangan momen, Said pun meminta pemerintah segera memperpanjang kontrak sekaligus memberikan PI sebesar 10 persen, yang menjadi jatah daerah sesuai dengan aturan yang ada. "Wajar saja kalau Pak Gubernur (kemarin) ngecek progresnya kemarin," tambah Naryanto.

Yang menarik, di balik permintaan Said terkait 10 persen PI blok Masela tersiar kabar adanya pihak swasta yang telah menawar hak partisipasi blok pemerintah provinsi tersebut. Menurut sumber CNN Indonesia, dengan cashcall atau dana eksplorasi yang diprediksi mencapai Rp 40 triliun, pemerintah Maluku dinilai tak mampu menutupi biaya tersebut.

Sebagai jalan keluar, Said pun berencana menggandeng pihak swasta untuk membiayai cashcall PI blok Masela. "Dana dari mana kalau dipikir? Rp 40 triliun itu dana yang sangat besar," ujar sumber.

Sayang, ketika dimintai keterangan mengenai perusahaan mana yang sudah menawar PI Pemprov Maluku, Said Assegaf belum memberikan konfirmasinya.

Saat ini, blok Masela masih pada tahap pembangunan front end engineering design (FEED) kilang LNG terapung. Megaproyek yang menelan dana investasi sekitar US$ 14 miliar itu diyakini akan menjadi menjadi salah satu tulang punggung lifting gas Indonesia untuk beberapa waktu mendatang.

Lapangan yang diunggulkan ialah Lapangan Abadi, yang diprediksi memproduksi gas sebesar 421 juta standar kaki kubik gas per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) dan minyak sebanyak 8.400 barel minyak per hari (bph).

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER