BURSA SAHAM

Jumlah Emiten RI Kalah Dibanding Singapura

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 12:12 WIB
Jumlah emiten Bursa Efek Indonesia hanya separuh dibandingkan jumlah emiten negara kecil seperti Singapura.
Seorang perempuan mengamati layar elektronik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (27/10). (ANTARA FOTO/OJT/Muhammad Ifdhal)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui jumlah emiten atau perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tergolong sedikit dan masih kalah banyak dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

“Saat ini jumlah emiten yang tercatat di bursa hanya sebanyak 502 emiten. Angka ini masih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain,” ungkap Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sardjito dalam acara Capital Market Outlook 2015 di Grand Hyatt, Jakarta, Senin (17/11).

Sardjito mencontohkan jumlah emiten di negara tetangga seperti Malaysia saat ini sudah mencapai 900 lebih, lalu di Singapura sudah di atas 1.000 emiten. Apa lagi jika dibandingkan dengan negara maju, jumlah emiten di tanah air tergolong sangat sedikit. Padahal, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan kedua negara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin saya lihat data dari Pak Menteri Anies Baswedan, jumlah anak SD di Indonesia sama dengan total jumlah penduduk di Singapura, yaitu 4 juta. Tapi disana yang main saham lebih banyak dari kita," ujar Sardjito.

Dengan sedikitnya jumlah emiten yang terdapat di Indonesia tersebut, perdagangan di bursa juga belum terlalu liquid sehingga Indonesia masih sangat bergantung pada investor asing. Untuk itu perlu adanya peningkatan agar bursa saham bisa lebih berkembang lagi.

Tahun ini sudah ada 20 perusahaan yang menjadi emiten di BEI serta ada beberapa perusahaan yang menunggu pernyataan efektif dari OJK untuk lakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Sebelumnya, pada 2013 ada 31 emiten yang listing di BEI dengan total dana sebesar Rp 51,8 triliun terdiri dari IPO senilai Rp 16,7 triliun.

Sardjito menambahkan saat ini produk-produk yang tersedia di pasar modal juga masih sangat terbatas. Hal ini menjadi salah satu penyebab pasar modal Indonesia bergantung pada investor asing.

"Perlu kerjasama seluruh pelaku industri. Produk-produk yang tersedia di pasar modal juga terbatas, yang berkembang saham, bond lumayan, reksadana masih ada, derivatif minim jadi dengan adanya keterbatasan produk yang ada itu kemudian pasar kita sangat sensitif terhadap investor asing," ujarnya.

Kendati demikian, pergerakan pasar modal Indonesia dalam lima tahun terakhir dinilai relatif cukup baik meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menurun dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan data BEI dalam 10 tahun terakhir kapitalisasi pasa BEI mengalami peningkatan signifikan sebesar 652,44 persen dari Rp 679,9 triliun di akhir 2004 menjadi Rp 5.116,2 triliun di akhir September.

"Peningkatan tersebut sejalan dengan pertumbuhan jumlah emiten yang naik 331 emiten di tahun 2004 menjadi 502 emiten sampai dengan 7 September 2014," ungkap Direktur Pengembangan Usaha BEI Frederica Widyasari Dewi beberapa waktu lalu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER