KEBIJAKAN MONETER

BI Rate Jadi Instrumen Pengendali Defisit Transaksi Berjalan

CNN Indonesia
Kamis, 20 Nov 2014 16:48 WIB
BPS mencatat defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III 2014 sebesar US$6,83 atau 3,07 persen dari PDB.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bersiap mengumumkan suku bunga acuan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (18/11). Rapat Dewan Gubernur memutuskan menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,75 persen, sebagai upaya pengendalian tekanan inflasi pasca kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. (Antara Foto/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia optmistis mampu membantu pemerintah menjaga kesehatan neraca transaksi berjalan melalui kebijakan moneter. Kesehatan yang dimaksud BI adalah tingkat defisit neraca transaksi berjalan tidak melampaui 3 persen.

"Transaksi berjalan yang lebih sehat itu bukan berarti yang positif, tetapi yang penting (defisitnya) antara minus 3 persen sampai minus 2,5 persen," jelas Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo di Istana Negara, Kamis (20/11).
Transaksi berjalan yang sehat itu bukan berarti positif, tetapi yang penting antara minus 3 persen sampai minus 2,5 persenAgus D.W. Martowardojo


Menurut Agus, kombinasi kebijakan moneter dan fiskal sudah dilakukan oleh BI dan pemerintah menyusul naiknya suku bunga acuan mengikuti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Keputusan BI menaikkan BI rate 25 basis poin, kata Agus, untuk meyakinkan publik inflasi tahun depan berada pada kisaran yang aman, 4 persen plus/minus 1 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak ingin ekspektasi inflasi jadi tekanan yang mengganggu ekonomi dan kami mengharapkan juga agar upaya pemerintah dan BI untuk mencapai transaksi berjalan yang lebih sehat itu bisa diwujudkan," katanya.

Intinya, lanjut Agus, BI ingin menunjukan konsistensi kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi makro.  " Secara umum kami masih melihat pertumbuhan ekonomi 2014 bisa dikisaran 5,1 persen dan di tahun 2015 juga bisa lebih baik 5,4-5,8 persen," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III 2014 sebesar US$6,83 atau 3,07 persen dari PDB, menurun jika dibandingkan dengan triwulan II 2014 yang sebesar US$8,68 miliar atau 4,07 persen PDB.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER