INDUSTRI SAWIT

Sejumlah Kendala jadi Topik Hangat Konferensi Sawit

CNN Indonesia
Kamis, 27 Nov 2014 10:43 WIB
Krisis pangan, penurunan harga energi serta ketatnya persaingan usaha menjadi isu yang mengemuka pada Konferensi Sawit Internasional (IPOC) 2015.
Krisis pangan, penurunan harga energi serta ketatnya persaingan usaha menjadi isu yang mengemuka pada Konferensi Sawit Internasional (IPOC) 2015.(CNN Indonesia/GettyImages)
Bandung, CNN Indonesia -- Industri kelapa sawit nasional menghadapi tantangan yang berat selama satu dekade terakhir. Krisis pangan, penurunan harga energi serta ketatnya persaingan usaha menjadi isu yang mengemuka pada Konferensi Sawit Internasional (Indonesian Palm Oil Conference) 2015.

"Kami merasa masih banyak tantangan dan banyak yang harus kami lakukan," ujar Ketua IPOC 2015 Mona Surya pada IPOC 2015 di The Trans luxury Hotel, Bandung, Kamis (27/11).

Menurut Mona, saat ini ada permasalahan krisis harga energi yang diperkirakan akan meningkat selama 40 tahun ke depan. Hal itu ditambah isu krisis pangan yang semakin menuntut adanya transformasi industri minyak sawit agar bisa bertahan di tengah ketetnya kompetisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk itu kami di sini untuk membahas perubahan industri sawit dan yang paling utama membahas harga sawit pada tahun 2015 serta memulai penyesuaian industri sawit," jelasnya.

IPOC 2015, yang berlangsung sejak 26 November 2014 hingga 28 November 2014, diikuti oleh 1.276 peserta dari 20 negara. Mona Surya berharap melalui gelaran ini dapat membangun koneksi dan jaringan internasional bagi pelaku industri sawit nasional, serta berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

Konferensi internasional ini rencananya dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Namun, karena sesuatu hal, Jokowi tidak jadi hadir. "Presiden Jokowi tidak dapat hadir karena sedang blusukan di Riau," jelas Mona.


LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER