Jakarta, CNN Indonesia -- PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) melaporkan beroperasinya dua pabrik baru milik perseroan di Karawang, Jawa Barat kepada Menteri Perindustrian Saleh Husin. Sampoerna meresmikan pabrik yang dibangunnya sejak Oktober 2013 senilai US$ 174 juta tersebut, setelah pada Mei 2014 merumahkan 4.900 karyawan yang bekerja di pabrik Jember dan Lumajang.
Usai bertemu Menteri Perindustrian, Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle mengatakan pabrik baru yang dibangun bersebelahan dengan pabrik lama tersebut telah mulai memproduksi sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret kretek mesin (SKM).
“Pabrik ini akan memproduksi SKM dengan label Sampoerna dan Marlboro. Kami tidak memproduksi rokok kretek disana,” kata Paul, Senin (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paul enggan menyebutkan berapa kapasitas produksi rokok putih yang bisa dihasilkan pabrik tersebut dalam satu hari. Dia hanya menyebutkan produksi rokok dari pabrik tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik juga diperuntukkan bagi pasar ekspor.
Dalam siaran pers yang diterbitkan perseroan saat memulai pembangunan dua pabrik tersebut pada 2013 disebutkan investasi sebesar US$ 174 juta tersebut digunakan untuk membangun pabrik guna menambah kapasitas produksi Marlboro senilai US$ 96 juta. Serta sisanya US$ 78 juta digunakan untuk membangun pabrik yang akan menambah kapasitas produksi rokok merek Sampoerna.
Pabrik lama Sampoerna di Karawang sendiri telah beroperasi sejak 2006 dengan total investasi yang ditanamkan mencapai US$ 390 juta. Dengan tambahan dua pabrik baru tersebut, Sampoerna akan mempekerjakan sekitar 600 karyawan baru.
Elvira Lianita, Head of Ragulatory Affairs, Internasional Trade and Communications Sampoerna menjelaskan secara keseluruhan Sampoerna kini memiliki lima pabrik SKT di pulau Jawa, yakni di Surabaya, Malang, Probolinggo, Pandaan dan Karawang.
PHK MassalEkspansi bisnis yang dilakukan Sampoerna dengan meresmikan beroperasinya dua pabrik baru, berbanding terbalik dengan kebijakan perseroan pada Mei 2014 yang merumahkan 4.900 karyawannya di Jember dan Lumajang.
Sekretaris Perusahaan Sampoerna Maharani Subandhi ketika itu menjelaskan langkah tersebut diambil karena perseroan berencana merestrukturisasi operasional pabrik SKT dan tetap fokus melanjutkan produksinya pada lima pabrik yang lain.
Selain Sampoerna, dua perusahaan lain juga tercatat telah merumahkan karyawannya sepanjang tahun ini. Pada Oktober 2014, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyatakan telah menawarkan program pensiun dini terhadap 2.088 karyawan. Program pensiun dini ini ditawarkan khususnya kepada karyawan borongan untuk jenis rokok SKT dan bagian operasionalnya.
Sedangkan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) juga menawarkan pensiun dini cuma-cuma yang diikuti oleh 970 karyawan. Perseroan menutup delapan dari 11 pabrik di Kediri Jawa Timur. Semua perusahaan rokok itu mengaku kondisi industri ke depan semakin sulit dan harus melakukan efisiensi agar bisa melanjutkan kegiatan bisnis di tengah persaingan yang kian ketat. Pangsa pasar rokok juga kian menyusut seiring kuatnya kampanye anti merokok di Indonesia dan seluruh dunia.