Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan tengah mempersiapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2015 untuk diajukan pada awal tahun depan. Salah satu perubahanyang mendasar adalah memangkas defisit anggaran negara mendekati 2 persen PDB dan mengurangi target penarikan utang.
"Yang pasti defisitnya berkurang. Kita coba dorong ke arah 2 persen," ujar Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Senin (1/12).
Bambang menjelaskan naiknya harga BBM bersubsidi telah menambah ruang fiskal pemerintah untuk tahun depan sekitar Rp 120 triliun. Hal ini membuat pemerintah mempertimbangkan untuk mengurangi penarikan utang pada tahun depan dengan merevisi turun defisit fiskal dari target APBN 2015 sebesar Rp 245,9 triliun atau 2,21 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Target pembiayaan pasti turun sebagai konsekuensi, tapi untuk pengajuan RAPBNP 2015 masih tunggu arahan presiden," jelasnya.
Menurut Bambang, faktor penurunan harga minyak mentah menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk mengkaji ulang postur APBN 2015. Sebab, fenomena itu membuat potensi penerimaan negara dari sektor minyak dan gas turun.
"Begitu juga untuk rupiah itu tergantung defisit transaksi berjalan. Kalau masih dekat 3 persen PDB, kemungkinan rupiah untuk menguat agak susah," katanya.