Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2014 mengalami surplus sebesar US$ 0,02 miliar dipicu oleh surplus sektor non-migas sebesar US$ 1,13 miliar. Namun neraca perdagangan sektor migas masih mengalami defisit US$ 1,11 miliar.
Ekspor non-migas ke Jepang Oktober 2014 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,35 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 1,34 miliar dan India US$ 1,23 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 30,45 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,43 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dari sisi volume perdagangan, pada Oktober 2014 neraca volume perdagangan Indonesia mengalami surplus 30,66 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplus neraca sektor non-migas 31,18 juta ton walaupun sektor migas mengalami defisit 0,52 juta ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala BPS Suryamin mengatakan ekspor Oktober 2014 sebesar US$ 15,35 miliar, naik 0,49 persen dibanding September 2014. Namun dibandingkan Oktober 2013, jumlah itu turun 2,21 persen dari US$ 15,70 miliar.
“Secara bulanan ada penurunan ekspor migas 5,84 persen, sedangkan non-migas naik 1,80 persen,” kata Suryamin di Jakarta, Senin (1/12).
Secara keseluruhan, sepanjang Januari - Oktober 2014 total ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 148,06 miliar, turun 1,06 persen secara
year on year (YoY). Ekspor non-migas selama Januari - Oktober 2014 sebesar US$ 122,19 miliar, turun 0,81 persen YoY.
Suryamin menjelaskan, peningkatan terbesar ekspor non-migas Oktober 2014 terhadap September 2014 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 495,0 juta (29,73 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$ 198,0 juta (11,60 persen).
“Turunnya ekspor bahan bakar mineral adalah dampak dari Undang-Undang pembatasan ekspor mineral yang tidak diolah,” ungkapnya.
ImporDari sisi impor, Indonesia tercatat mengimpor senilai US$ 15,33 miliar pada Oktober 2014, atau turun 1,40 persen dibanding September 2014. Demikian pula jika dibanding Oktober 2013 turun 2,21 persen.
Impor non-migas Oktober 2014 mencapai US$ 11,75 miliar atau turun 1,21 persen dibanding September 2014. Sementara jika dibandingkan dengan Oktober 2013 turun 3,69 persen. Impor migas Oktober 2014 mencapai US$ 3,58 miliar atau turun 2,03 persen dibanding September 2014, namun apabila dibanding Oktober 2013 naik 2,99 persen.
Secara kumulatif nilai impor Januari – Oktober 2014 mencapai US$ 149,70 miliar atau turun 4,05 persen jika dibanding periode yang sama di 2013. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas sebesar US$ 36,60 miliar (turun 1,37 persen) dan non-migas sebesar US$ 113,10 miliar (turun 4,89 persen).
“Nilai impor non-migas terbesar Oktober 2014 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$ 2,21 miliar. Nilai ini turun 3,68 persen dibanding impor golongan barang yang sama September 2014,” jelas Suryamin.
Negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Oktober 2014 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$ 2,50 miliar (21,29 persen), Jepang US$ 1,51 miliar (12,81 persen), dan Singapura US$ 0,98 miliar (8,37 persen).