NERACA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan Oktober 2014 Surplus US$ 0,02 miliar

CNN Indonesia
Senin, 01 Des 2014 13:07 WIB
Larangan ekspor pemerintah untuk produk mineral yang belum diolah, berpengaruh pada penurunan nilai ekspor sepanjang Oktober 2014.
Aktivitas bongkar muat peti kemas, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (2/9). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2014 mengalami surplus sebesar US$ 0,02 miliar dipicu oleh surplus sektor non-migas sebesar US$ 1,13 miliar. Namun neraca perdagangan sektor migas masih mengalami defisit US$ 1,11 miliar.

Ekspor non-migas ke Jepang Oktober 2014 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,35 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 1,34 miliar dan India US$ 1,23 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 30,45 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,43 miliar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dari sisi volume perdagangan, pada Oktober 2014 neraca volume perdagangan Indonesia mengalami surplus 30,66 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplus neraca sektor non-migas 31,18 juta ton walaupun sektor migas mengalami defisit 0,52 juta ton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala BPS Suryamin mengatakan ekspor Oktober 2014 sebesar US$ 15,35 miliar, naik 0,49 persen dibanding September 2014. Namun dibandingkan Oktober 2013, jumlah itu turun 2,21 persen dari US$ 15,70 miliar.

“Secara bulanan ada penurunan ekspor migas 5,84 persen, sedangkan non-migas naik 1,80 persen,” kata Suryamin di Jakarta, Senin (1/12).

Secara keseluruhan, sepanjang Januari - Oktober 2014 total ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 148,06 miliar, turun 1,06 persen secara year on year (YoY). Ekspor non-migas selama Januari - Oktober 2014 sebesar US$ 122,19 miliar, turun 0,81 persen YoY.

Suryamin menjelaskan, peningkatan terbesar ekspor non-migas Oktober 2014 terhadap September 2014 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 495,0 juta (29,73 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$ 198,0 juta (11,60 persen).

“Turunnya ekspor bahan bakar mineral adalah dampak dari Undang-Undang pembatasan ekspor mineral yang tidak diolah,” ungkapnya.

Impor

Dari sisi impor, Indonesia tercatat mengimpor senilai US$ 15,33 miliar pada Oktober 2014, atau turun 1,40 persen dibanding September 2014. Demikian pula jika dibanding Oktober 2013 turun 2,21 persen.

Impor non-migas Oktober 2014 mencapai US$ 11,75 miliar atau turun 1,21 persen dibanding September 2014. Sementara jika dibandingkan dengan Oktober 2013 turun 3,69 persen. Impor migas Oktober 2014 mencapai US$ 3,58 miliar atau turun 2,03 persen dibanding September 2014, namun apabila dibanding Oktober 2013 naik 2,99 persen.

Secara kumulatif nilai impor Januari – Oktober 2014 mencapai US$ 149,70 miliar atau turun 4,05 persen jika dibanding periode yang sama di 2013. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas sebesar US$ 36,60 miliar (turun 1,37 persen) dan non-migas sebesar US$ 113,10 miliar (turun 4,89 persen).

“Nilai impor non-migas terbesar Oktober 2014 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$ 2,21 miliar. Nilai ini turun 3,68 persen dibanding impor golongan barang yang sama September 2014,” jelas Suryamin.

Negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Oktober 2014 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$ 2,50 miliar (21,29 persen), Jepang US$ 1,51 miliar (12,81 persen), dan Singapura US$ 0,98 miliar (8,37 persen).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER