Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil pantauan di 82 kota pada November 2014 terjadi inflasi sebesar 1,5 persen. Sementara sepanjang Januari-November 2014 tercatat inflasi sebesar 5,75 persen dan secara
year on year tercatat 6,23 persen. Seperti diduga sebelumnya, meningkatnya inflasi disebabkan oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2 ribu per liter pada 18 November lalu.
“Angka ini menunjukkan
timing menaikkan harga BBM itu penting. Memang pada November belum kena dampak seluruh hari, 18 hari pertama masih harga BBM sebelumnya. Namun terbukti pada November yang biasanya rendah, bahkan terjadi deflasi, malah inflasi tinggi,” ujar Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik, Senin (1/12).
BPS mencatat inflasi tertinggi terjadi di Padang 3,44 persen, dan terendah di Manokwari 0,07 persen. Bahan makanan mengalami kenaikan paling tinggi, dengan menyumbang 0,45 persen dan naik 2,15 persen. Namun sumbangan tertinggi inflasi berasal dari sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang naik 4,29 persen.
“Biaya transaksi melalui anjungan tunai mandiri (ATM) yang diumumkan Otoritas Jasa Keuangan juga berdampak untuk sektor tersebut, selain itu tentu saja biaya produksi dan distribusi,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT