Jakarta, CNN Indonesia -- Pada hari Kamis (4/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah di kisaran 5.150-5.191 karena faktor pelemahan rupiah dan menguatnya data ekonomi Eropa serta Amerika Serikat (AS).
Dalam riset Sinarmas Sekuritas pada Rabu (3/12) malam, disebutkan Eropa akan merilis data retail sales yang diperkirakan naik ke 0,57 persen
month on month (MoM) dari -1,33 persen MoM.
Sementara itu, AS akan merilis data ISM non-
manufacturing PMI yang diperkirakan naik ke 58,15 dari 57,1. Lebih lanjut, dari dalam negeri, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS yang melemah pada penutupan kemarin (12/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara pada perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup turun 0.19 persen di level 5.166. Indeks dilanda aksi
profit taking memanfaatkan penguatan indeks saham sebelumnya. Kendati demikian, kinerja IHSG masih didukung dengan tren penguatan sejumlah emiten khususnya di sektor konstruksi dan farmasi.
Sepanjang perdagangan sebelumnya, indeks bergerak pada kisaran 5.157,15 hingga 5.187,35. Dari 502 saham yang diperdagangkan, sebanyak 118 saham menguat, 177 saham melemah, dan 207 saham stagnan.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual atau
net sell. Berdasarkan rekapitulasi perdagangan dari Bursa Efek Indonesia, aksi jual investor asing itu mencapai Rp298,83 miliar atau 299,81 juta lembar saham.
Saham-saham yang dapat diperhatikan adalah:
ERAA, TBIG, BDMN, KAEF