PENAWARAN SAHAM PERDANA

Takut Tak Laku, Alasan Soechi Lines Turunkan Harga Saham IPO

CNN Indonesia
Rabu, 03 Des 2014 13:03 WIB
Pandangan investor yang kurang baik terhadap kinerja perusahaan perkapalan di Indonesia membuat manajemen Soechi Lines ragu pasang harga saham tinggi.
Komisaris dan Direksi PT Soechi Lines Tbk. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan perkapalan dan galangan kapal, PT Soechi Lines Tbk (SOCI) diketahui menurunkan jumlah saham perdana yang ditawarkan dari sebelumnya sebanyak 2,57 miliar saham atau 30 persen menjadi hanya sejumlah 1,05 miliar atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam proses penawaran umum saham perdananya (Initial Public Offering/IPO).

Bukan hanya jumlah saham dan persentase saham Soechi Lines yang diturunkan, tapi juga harga sahamnya dirampingkan menjadi Rp 550 per saham dari sebelumnya sekitar Rp 600-Rp 800 per saham.

Go Darmadi, Direktur Utama Soechi mengungkapkan bahwa investor memiliki pandangan yang kurang baik terhadap bisnis perkapalan di Indonesia. Alasannya banyak perusahaan yang berkecimpung di industri perkapalan memiliki kinerja yang buruk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Padahal hal itu tak berlaku pada Soechi yang selalu berhasil meningkatkan kinerjanya tiap tahun,” ujar Darmadi dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Menurutnya investor masih menganggap semua perusahaan kapal memiliki kinerja yang kurang baik, padahal Soechi berbeda. Trauma tersebut membuat keraguan perseroan terkait dalam penyerapan saham oleh investor.

“Jadi, ketimbang saham Soechi terserap sedikit dengan harga saham murah yang tidak mencerminkan perusahaannya, maka kami kurangi size-nya. Kami tidak rela," kata Komisaris Independen Perseoran Eddy Sugito.

Eddy menambahkan, jika melihat bisnis kapal, maka sangat terkait dengan harga minyak dunia. Terkait hal itu, saat perseroan melakukan penawaran saham perdana, harga minyak dunia berada di level rendah atau di harga US$ 80 per barel.

"Saat kami melakukan roadshow, harga minyak sedang anjlok di level US$ 80 per barel. Jadi wajar jika response pasar kurang baik saat penawaran kemarin," ungkapnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER