MILIUNER INDONESIA

Bos Sido Muncul: Saya Tak Layak Masuk Daftar Orang Kaya

CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2014 16:13 WIB
Irwan Hidayat, Direktur Utama Sido Muncul menilai Ibu-nya lebih layak masuk ke dalam daftar orang kaya karena jasanya dalam mengembangkan perusahaan.
Direktur Utama Sido Muncul Irwan Hidayat. (Dok. sindotrijaya.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Irwan Hidayat, Direktur Utama perusahaan jamu yang pertama kali melantai di bursa, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, mengaku kaget dan merasa tidak layak untuk masuk dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes. Dia menilai ibunya-lah yang lebih layak masuk daftar orang-orang terkaya di Indonesia.

Dengan kekayaan yang ditaksir mencapai US$ 660 juta, Forbes menempatkan Irwan di posisi ke-44 daftar orang terkaya di Indonesia. CNN Indonesia mendapat kesempatan mewawancarai generasi ketiga keluarga Rahkmat Sulistioningsih yang merintis usahanya dari usaha jamu rumahan pada 1940 di Yogyakarta. Berikut wawancara singkatnya:

Forbes menempatkan Anda dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia untuk pertama kalinya. Tanggapan Anda?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu seharusnya bukan nama saya. Tetapi nama Ibu saya, Desi Sulistyo Hidayat yang masuk daftar.

Kenapa demikian?

Saya ini hanya salah satu pemegang saham Sido Muncul, sementara pemegang saham terbanyak itu atas nama Ibu saya. Dia yang lebih banyak berjasa mengembangkan perusahaan.

Bagaimana keluarga Anda mengembangkan Sido Muncul sehingga menjadi besar seperti sekarang?

Sido Muncul dimulai dari sebuah usaha rumahan hingga bisa melantai di bursa saham seperti sekarang. Banyak perjuangan yang kami lakukan. Kami menawarkan saham ke publik pun, itu semua atas saran dan permintaan Ibu saya.

Apa makna kesuksesan Sido Muncul bagi Anda dan keluarga?

Mungkin masuk ke daftar Forbes ini bisa menjadi hadiah bagi Ibu saya yang pada 28 Desember 2014 akan berulang tahun ke-87.

Tahun depan, apa yang akan Sido Muncul lakukan?

Tahun depan kami akan meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu mengembangkan produk obat yang baru, salah satunya obat cair. Yang jelas, kami ingin terus berkontribusi bagi masyarakat.

Bisnis Sido Muncul

Sejarah Sido Muncul dimulai sejak 1940 di Yogyakarta, ketika seorang perempuan bernama Rahkmat Sulistioningsih merintis usaha jamu tradisional dari rumahnya, dengan dibantu oleh tiga orang karyawan.

Usaha tersebut berjalan sukses, dan pada 1951 berdirilah perusahaan dengan nama ‘Sido Muncul’ yang bermakna ‘Impian yang Terwujud’. Pabrik pertama milik perusahaan berlokasi di Semarang, dengan produk utamanya yakni jamu Tolak Angin, yang kemudian menjadi produk andalan perusahaan hingga saat ini.

Pada 1972, singgasana kepemimpinan perusahaan diserahkan kepada Irwan Hidayat, yang merupakan cucu dari ibu Rahkmat. Tiga tahun kemudian yakni pada 1975, Sido Muncul resmi berbadan hukum (menjadi Perseroan Terbatas).

Namun perkembangan perusahaan selanjutnya terbilang lamban, dimana kegiatan ekspansi yang dilakukan biasanya hanya berupa perluasan pabrik atau penggantian mesin-mesin yang ada dengan mesin baru yang lebih modern. Sido Muncul baru memiliki pabrik keduanya pada 2000, di Ungaran, Jawa Tengah.

Barulah, pada 18 Desember 2013, Sidomuncul menawarkan sahamnya ke publik. Perseroan melepas saham sebanyak-banyaknya 1,5 miliar saham atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Sido Muncul diperkirakan memperoleh dana hasil IPO sebesar Rp 810 miliar hingga Rp 990 miliar.

Ketika dicatatkan, harga saham Sido Muncul sempat melonjak hingga 24,13 persen dari Rp 580 menjadi Rp 720 per lembar saham. Adapun harga ditutup di Rp 700 pada perdagangan hari itu, atau naik 20,69 persen dalam satu hari saja. Sementara, sejak awal 2014 hingga kini harga saham Sidomuncul diketahui menurun 6,43 persen.

Sepanjang semester I 2014, Sido Muncul mencetak kenaikan laba bersih 86,75 persen yang tercatat Rp 325,36 miliar, naik signifikan dari Rp 174,22 miliar. Kenaikan laba tersebut terjadi seiring dengan lonjakan pendapatan keuangan serta pendapatan lain-lain. Sementara itu, penjualan perseroan tercatat turun tipis.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER