Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks S&P 500 ditutup stagnan pada penutupan hari Selasa sebagai respon dari pelemahan ekonomi global ketidakstabilan politik dunia. Namun meskipun begitu, bursa saham AS tertolong oleh
gain dari sektor energi dan teknologi.
Sempat turun sebanyak 1,3 persen pada sesi pembukaan, indeks kemudian menguat sebesar 26 poin menuju titik tertingginya meskipun hal ini tidak sebanding dengan pelemahan di awal sesi.
Sektor energi dan teknologi menolong pasar dan Nasdaq ditutup agak menguat. Saham Apple kembali menguat sebesar 1,5 persen ke angka US$ 114,12 dan memberikan Nasdaq dan S&P dorongan terbesar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, investor asal Yunani cemas setelah pemerintahannya membawa pemilihan Presiden ke arah yang tidak pasti yang dapat meningkatkan ketidakpastian negara tersebut untuk melakukan transisi dari proses bailout.
Harga Brent crude LCoc1 meningkat satu persen setelah menyentuh angka terendahnya yaitu US$ 65,29. Selama ini harga minyak melemah sebagai implikasi dari penguatan mata uang dollar dan penolakan OPEC untuk memotong batas atas produksi minyak yang menyebabkam harga Brent turun sebesar 40 persen dari harga tertingginy pada bulan Juni 2014.
Indeks S&P500 ditutup menguat sebesar 0,9 persen setelah melemah sebanyak 3,9 persen pada hari Senin yang lalu.
Dow Jones industrial turun 51,28 persen ke atau 0,29 persen ke angka 17.801,2. S&P 500 turun 0,49 poin atau 0,02 persen ke angka 2.059,82. Sementara itu, Nasdaq Composite meningkat 25,77 poin atau 0,54 persen ke angka 4.766,47.
Pelaku pasar juga mewanti-wanti ketidakpastian Bank Sentral AS apakah masih tetap mempertahankan suku bunga mendekati nol persen.
Sektor telekomunikasi melemahkan indeks S&P 500 serta indeks Dow Jones setelah adanya kekhawatiran pada perang tarif. Verizon Communication telah menyatakan bahwa promosinya akan menghantarkan perusahaan pada kondisi profit di kuartal IV 2014. Hasilnya, indeks telekomunikasi S&P 500 menurun 3,2 persen sementara saham Verizon sendiri turun sebanyak empat persen ke angka US$ 46,92 per lembar saham.