Mataram, CNN Indonesia -- Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) membutuhkan dana sebesar Rp 50 triliun untuk mengairi 3 juta hektare lahan pertanian dalam tiga tahun ke depan. Pemerintah siap membelanjakan anggaran sebesar itu demi mencapai target swasembada pangan pada 2017 mendatang.
"Kami memang sedang menggalakkan program irigasi 3 juta hektare sawah agar swasembada pangan tercipta. Program ini bernilai Rp 50 triliun,” tegas Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono kepada CNN Indonesia ketika ditemui di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (10/12).
Diakui oleh Hari, perbaikan irigasi ini sangat dibutuhkan mengingat banyak sekali sawah yang rusak sehingga menghambat produktivitas pertanian Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indeks pertanaman kita saat ini cuma 1,6, artinya dalam satu tahun sebidang lahan hanya bisa ditanami hingga 1,6 kali. Padahal untuk dapat mencapai swasembada pangan, kita harus mencapai indeks pertanaman sebesar 3. Makanya kita butuh irigasi ini" tambahnya.
Program irigasi ini akan dilakukan secara bertahap, dimana setiap tahunnya Kementerian Pertanian akan mengairi satu juta hektar lahan. "Bahkan kita sudah curi start, awal Desember kemarin kita sudah mengairi 200 ribu hektare,” kata Hari tanpa menjelaskan lokasi sawah-sawah yang telah diperbaiki sistem irigasinya.
Buka Sawah BaruSelain melakukan intensifikasi pertanian dengan cara irigasi, upaya mencapai swasembada pangan juga akan dilakukan dengan menambah sawah baru. "Kita memang berencana menambah satu juta hektar lahan baru. Semoga dengan ini kita bisa menambah produktifitas kita" tambah Hari.
Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, produksi padi diharapkan sebesar 82 juta ton pada 2019 atau naik 11,4 juta dari 2014 yang nilainya sampai akhir tahun kira-kira mencapai 70,6 juta ton. Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur masih akan dijadikan basis produksi padi.
"Kebutuhan nasional akan padi cukup tinggi, sehingga tak hanya membangun irigasi tapi juga bagaimana menciptakan lahan pertanian yang berkelanjutan" tukasnya.