Jakarta, CNN Indonesia -- Harga-harga saham Amerika Serikat turun lebih dari satu persen pada perdagangan Rabu (10/12). Penurunan S&P 500 yang terparah sejak 13 Oktober 2014 setelah harga saham-saham energi melemah akibat turunnya kembali harga minyak dunia.
Seperti dilansir Reuters, S&P 500 turun sebesar 2,4 persen pada pekan ini. Dow Jones dan S&P 500 akhirnya diperkirakan tidak akan mengalami gain pada hari Jumat setelah tujuh pekan berturut-turut mengalami gain.
Indeks energi S&P 500 turun sebesar 3,1 persen dan berkontribusi pada penurunan indeks S&P 500 secara keseluruhan. Namun secara keseluruhan, 10 sektor di S&P 500 mengalami penurunan dengan angka lebih dari satu persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minyak mentah Brent LCOC1 menyentuh nilai terendahnya selama lima tahun yaitu berada di angka US$ 63,56 seiring dengan keputusan Menteri Perminyakan Arab Saudi untuk tidak memangkas produksi minyaknya sementara OPEC memprediksi permintaan minyak global negara-negara anggotanya akan menurun pada tahun 2015.
Menurunnya harga minyak juga menimbulkan kecemasan karena akan berdampak pada pendapatan perusahaan minyak, ditambah dengan pajak akhir tahun yang semakin membebani perusahaan. Sektor energi S&P 500 turun sebanyak 14,7 persen pada 2014 yang merupakan sektor dengan performa terburuk selama tahun ini.
Dow Jones Industrial turun sebesar 28,05 poin atau 1,51 persen ke angka 17.533,15. S&P 500 turun sebesar 34,68 poin atau 1,64 persen ke angka 2.026,14. Sementara itu, Nasdaq Composite turun sebesar 82,44 poin atau 1,73 persen ke angka 4.684,03.
Sebanyak 7,4 miliar saham diperdagangkan pada sesi Rabu waktu setempat. Angka ini di atas rata-rata lima sesi terakhir dimana sebanyak 6,7 miliar saham berpindah tangan menurut BATS Global Market.