Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Ito Warsito mengimbau agar perusahaan-perusahaan menahan diri untuk melakukan utang dalam denominasi dolar Amerika Serikat setelah adanya penguatan lanjutan mata uang negeri Paman Sam tersebut.
“Sebaiknya untuk saat ini perusahaan menahan diri dulu untuk mencari atau menambah utang dalam dolar. Alasannya jelas, agar beban bunga dan rugi kurs tidak meningkat,” ujarnya di Jakarta, Rabu (17/12).
Ito menilai Bank Indonesia (BI) sudah melakukan segala usaha untuk menahan pelemahan rupiah. Menurutnya, meski rupiah melemah, tetapi masih ada mata uang lain yang melemah lebih dalam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya kira BI telah melakukan segala usaha. Mereka lebih tahu bagaimana cara menahan penguatan dolar,” katanya.
Sementara, terkait kebijakan pemerintah Rusia yang menaikkan suku bunga acuan hingga 17 persen, Ito menilai itu merupakan hak negara lain yang tidak bisa diganggu. Dia menilai meski Rusia menaikkan suku bunga dengan sangat tinggi, tetapi efeknya tidak terlalu berimbas ke pasar Indonesia.
Berdasarkan data Reuters, sejak awal tahun rupiah mengalami depresiasi sebesar 4,1 persen. Hal itu diikuti dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang ditutup melemah 1,61 persen ke level 5.026.
Tekanan serupa juga dialami oleh Yuan Tiongkok sebesar 2,3 persen, dolar Singapura minus 3,9 persen, Ringgit Malaysia anjlok 6,7 persen, Baht Thailand negatif 0,7 persen, Won Korea turun 3,4 persen, Rubel Rusia sebesar 10,2 persen serta Yen Jepang yang mengalami pelemahan paling besar yakni sebesar 12,3 persen.