Jakarta, CNN Indonesia -- Sistem Resi Gudang (SRG) yang telah diterapkan Kementerian Perdagangan bagi komoditas rumput laut di Sulawesi Selatan tercatat tidak laku. Hingga 12 Desember 2014, rumput laut yang masuk gudang SRG hanya 420 ton. Padahal, berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Selatan, sampai dengan Oktober 2014 ekspor rumput laut mencapai 95.462 ton
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Sutriono Edi mengatakan Provinsi Sulawesi Selatan merupakan provinsi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mengimplementasikan SRG untuk rumput laut di Makassar.
"Jumlah ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah rumput laut yang dihasilkan," ujarnya dalam seperti dikutip dari situs Kementerian Perdagangan, Jumat (26/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap petani dan pelaku usaha, serta instansi terkait lainnya dapat terus meningkatkan pemanfaatan rumput laut dan dapat diintegrasikan dengan Pasar Lelang Komoditas (PLK) yang saat ini sudah diresmikan.
"Nantinya gudang SRG dapat dimanfaatkan sebagai gudang serah atau gudang penyimpanan komoditas yang ditransaksikan di PLK," katanya.
Pelaku usaha dan petani di Provinsi Sulawesi Selatan juga diharapkan dapat memanfaatkan potensi SRG sebagai salah satu alternatif pembiayaan dan sarana tunda jual yang efektif dalam menghadapi panen raya, yang pada saat itu harganya cenderung turun.
“Salah satu masalah dalam sektor pertanian adalah masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian," katanya.
Sutriono mengatakan hal itu menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan