Jakarta, CNN Indonesia -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) memastikan akan menjaga stok beras sebanyak 1,8 juta ton hingga pertengahan tahun depan yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan untuk menjaga stabilitas harga beras di masyarakat.
"Kita sekarang punya stok 1,7 juta hingga 1,8 juta ton stok beras. Aman lah untuk enam atau tujuh bulan ke depan,” ujar Pelaksana tugas Direktur Utama Perum Bulog Budi Purwanto di kantornya, Senin (29/12).
Budi mengatakan jumlah stok tersebut akan bertambah setelah adanya instruksi Operasi Pasar Khusus (OPK) dan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang menjadi dasar Bulog membeli lagi beras dari masyarakat. Bertambahnya jumlah cadangan beras diharapkan mampu menekan harga beras yang tinggi seperti yang tengah terjadi sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita stok cukup untuk menurunkan harga atau paling tidak mengendalikan harga. Sudah ada penugasan OPK CBP untuk menyalurkan beras sekitar 230 ribu ton, mestinya harga turun ke depannya,” ujarnya.
Sebelumnya Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarto Tohir mengatakan bahwa harga gabah kini telah mencapai Rp 6.100 per kilo gram, atau naik dari harga Rp 4.000 - 4.500 dari bulan Agustus lalu yang menyebabkan harga beras meningkat menjadi minimal Rp 8.300 per kilogram.
Dengan memastikan harga beras turun di tahun depan, Budi juga menambahkan bahwa harusnya hal ini juga mampu mengurangi ketergantungan beras impor. "Selama ini kan kita impor di-trigger dari sisi produksi kita yang masih lemah, harga beras kita yang semakin meningkat, dan stok kita yang semakin menurun,” tambahnya.
Budi berharap dengan stok yang cukup dan harga yang stabil, Bulog dapat melakukan penyaluran sebanyak 12 kali sampai akhir tahun depan. Dalam kata lain, penyaluran dilakukan dengan jumlah yang wajar agar tidak terlalu banyak menumpuk stok.
"Sebetulnya Bulog ini operatornya pemerintah. Kami akan siap dengan instruksi pemerintah ke depan seperti apa jadi kita lihat instruksi selanjutnya untuk masalah kedaulatan pangan ini. Namun, dengan adanya info produksi meningkat tahun depan rasanya kita bisa memiliki stok cukup,” pungkas Budi.