Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan mengumumkan kebijakan penerapan subsidi tetap bahan bakar minyak (BBM) pada pekan ini. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin meyakini kebijakan tersebut akan berdampak positif terhadap harga barang dan jasa.
"Kalau terjadi penurunan harga BBM ya harga komoditas lainnya turun harusnya," ujar Suryamin di kantor Kemenko Perekonomian, Senin malam (29/12).
Penerapan subsidi tetap, kata Suryamin, akan membuat harga BBM berfluktuasi mengikuti perkembangan harga minyak. Ketika harga BBM berubah naik, maka inflasi berpotensi mengikuti tetapi tidak akan terlalu tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Kalau harga BBM turun) bisa saja deflasi. Kalau BBM turun, maka biaya angkutan seharusnya turun dan harga komoditas lain ikut turun," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo menyambut baik rencana pemerintah menerapkan subsidi tetap BBM. Kebijakan tersebut diyakini akan berdampak positif terhadap perekonomian ansional untuk jangka menengah dan panjang.
"Ada masa transisi, dampaknya ada dan dalam jangka menengah akan membaik," tuturnya.
Inflasi DesemberBank sentral memperkirakan inflasi Desember 2014 berkisar 2,1-2,2 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month). Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan inflasi bulan-bulan sebelumnya.
"Kisaran minggu ketiga, inflasi Desember 2,1-2,2 persen. Angka tertinggi di tahun ini dan ini sudah diperkirakan," kata Agus.
Agus mengatakan kenaikan harga BBM menyumbang inflasi Desember sekitar 0,6 persen. Kontribusi lainnya adalah harga-harga barang yang bergejolak (volatile food) dan harga-harga barang lain yang diatur oleh pemerintah (administered price) berkisar 8,1 - 8,2 persen.