Jakarta, CNN Indonesia -- Meski tren harga gas dunia tengah mengalami penurunan, PT Pertamina (Persero) tetap akan menaikkan harga gas elpiji ukuran 12 kilogram (kg). Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan kebijakan tersebut diambil untuk menutupi kerugian bisnis elpiji yang dialami perseroan.
"Harga gas dunia lagi turun, tapi Pertamina tetap akan menaikkan harga elpiji," kata Bambang di Jakarta, Rabu (31/12).
Ahmad mengaku tahun ini Pertamina harus menanggung kerugian sebesar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6 triliun dari bisnis elpiji 12 kg akibat masih dijual di bawah harga pasar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walaupun harga gas dunia turun, Pertamina dapat uang dari penurunan harga, hanya saja belum menutup kerugiannya. Penurunan yang sekarang dibandingkan dengan kerugian Pertamina yang dulu belum mencukupi, dengan harga yang sekarang kita masih rugi, jadi kita tetap naikkan elpiji," katanya.
Bambang mencatat hingga November 2014, Pertamina harus menelan kerugian US$ 340 juta dari penjualan elpiji 12 kg dan saat ini sudah mendekati sekitar US$ 500 juta. Dia mengkhawatirkan, tahun depan perseroan akan kembali mengalami kerugian dari bisnis elpiji yang dilakukannya. Apalagi pada 2015 pertumbuhan konsumsi elpiji baik 3 kg maupun 12 kg akan meningkat cukup tinggi.
Menurut Bambang permintaan gas elpiji di wilayah Sumatera Selatan dan Aceh semakin meningkat. Pertamina mencatatat ada penambahan permintaan sebanyak 5,3 juta ton per tahun dari 2 juta kepala keluarga untuk elpiji ukuran 3 kg akibat adanya konversi penggunaan minyak tanah ke elpiji, lalu 6,5 juta ton per kilogram untuk gas elpiji ukuran 12 kilogram
"Selama ini kita masih jual di bawah harga pasar. Makanya kita mau naikkan harganya Januari 2015. Tanggalnya tunggu saja," katanya.
Naik Satu KaliBambang menambahkan jika dahulu kenaikan elpiji selalu dilakukan pada awal dan pertengahan tahun, maka mulai tahun depan hanya akan dilakukan sekali saja yakni pada awal tahun. Kenaikan harga elpiji pun berlaku di seluruh Indonesia.
"Sekarang karena penurunan harga, jadi naik sekali saja di awal tahun. Kenaikannya di atas Rp 1.500 per kg," jelasnya.